Cemas akan perubahan iklim dan dampaknya bagi Bumi kita? Anda bisa melakukan sesuatu bermakna untuk menyelamatkan Bumi ini.
Kita dapat mengurangi jejak karbon pribadi dengan makan lebih sedikit daging merah, mengkonsumsi lebih sedikit permen dan mengurangi teh, kopi, serta minuman keras. Demikian kesimpulan sebuah penelitian, baru-baru ini.
“Kita semua ingin membantu menyelamatkan planet ini,” kata peneliti senior Darren Greenwood, dosen senior biostatistik di University of Leeds di Inggris, seperti dikutip kantor berita UPI.
“Memodifikasi diet kita adalah salah satu cara yang bisa kita lakukan. Sebagian besar makanan yang sehat bagi kita kemungkinan besar juga lebih baik untuk planet ini,” sambung Greenwood.
Untuk penelitiannya, Greenwood dan rekan-rekannya melakukan analisis rinci lebih dari 3.000 makanan yang berbeda, menilai emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama produksi setiap sumber makanan.
Konsumsi daging dikaitkan dengan 32 persen emisi gas rumah kaca. Dan ini tidak mengejutkan para ahli lingkungan.
Menurut Sujatha Bergen, direktur kampanye kesehatan untuk divisi kesehatan dan makanan Natural Resources Defense Council, bahan bakar fosil dilibatkan dalam penggunaan pestisida dan pupuk untuk menanam pakan ternak, dan limbah gas serta kotoran dari ternak juga menambah jejak karbon terkait konsumsi daging.
“Hewan seperti sapi dan domba menghasilkan banyak metana, yang merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat,” kata Bergen. “Daging sapi sebenarnya adalah sumber emisi terbesar dalam makanan di AS. Jika setiap orang mengurangi rata-rata satu burger sehari dari makanan mereka, itu sama saja dengan menghilangkan 10 juta mobil dari jalan setahun. Ini akan berdampak sangat besar terhadap iklim.”
Tetapi, para peneliti juga menemukan bahwa makanan lain memiliki dampak besar pada iklim. Minuman seperti teh, kopi, dan alkohol menyumbang 15% dari gas rumah kaca.
Para peneliti menemukan, produk susu menyumbang 14 persen dari jejak karbon makanan. Kue, kue kering, dan permen menyumbang hampir 9 persen. Secara keseluruhan, diet nonvegetarian memiliki emisi gas rumah kaca 59 persen lebih tinggi daripada diet vegetarian.
Para peneliti juga menemukan bahwa diet pria menghasilkan emisi gas rumah kaca 41 persen lebih tinggi daripada diet wanita, terutama karena asupan daging yang lebih besar.
Terakhir, orang-orang yang membatasi asupan lemak jenuh, karbohidrat, dan natrium mereka ke jumlah harian yang direkomendasikan menyumbang lebih sedikit emisi gas rumah kaca daripada orang-orang dengan pola makan yang kurang sehat.
“Mengurangi asupan daging, terutama daging merah, dapat membuat perbedaan besar,” kata Greenwood. “Tetapi penelitian kami juga menunjukkan bahwa keuntungan besar dapat dibuat dari perubahan kecil, seperti mengurangi makanan manis, atau bahkan hanya dengan mengganti merek makanan.”
Bergen dan Geoff Horsfield, manajer urusan pemerintah untuk Kelompok Kerja Lingkungan, “Teh, kopi, dan cokelat terkait dengan deforestasi, yang mengurangi kemampuan planet ini untuk memproses kelebihan karbon di atmosfer.”
Greenwodd menyebut makanan yang diidentifikasi oleh para peneliti juga cenderung membutuhkan banyak air, merusak tanah, membutuhkan pendinginan dan transportasi ke pasar, dan dijual dalam kemasan yang menambah jejak karbon mereka.
Adapun Horsfield menyebut bahwa pertanian sebenarnya merusak keberhasilan yang kita miliki dalam mengurangi emisi karbon dari industri lain.(UPI/JOK)

Hobi menyusun kata dan susur gua