Novelis Tanzania Abdulrazak Gurnah memenangi Hadiah Nobel Sastra 2021 untuk tulisannya yang mengupas efek kolonialisme dan nasib pengungsi.
Lahir pada tahun 1948 di pulau Zanzibar, sekarang bagian dari Tanzania, Gurnah pindah ke Inggris sebagai pengungsi muda pada tahun 1968. Dia melarikan diri setelah pembebasan negara itu dari pemerintahan Inggris karena rezim Presiden Abeid Karume saat itu menganiaya komunitas Muslim Arab.
Gurnah adalah penulis Afrika pertama yang memenangi penghargaan Nobel sejak Doris Lessing dari Zimbabwe pada 2007. Di antara para peraih Nobel, ia adalah penulis kulit berwarna kedua dari Afrika sub-Sahara, setelah Wole Soyinka dari Nigeria, yang meraih Nobel pada 1986.
Gurnah telah menulis beberapa Novel. Antara lain “Memory of Departure,” dan “Pilgrims Way.” Novelnya bertajuk “Paradise” mengambil setting Afrika Timur di era kolonial selama Perang Dunia Satu.
“Saya pikir itu brilian dan luar biasa,” kata Gurnah kepada kantor berita Reuters ketika ditanya bagaimana perasaannya memenangi Nobel.
Gurnah mengatakan dia “tersandung” menulis setelah tiba di Inggris sebagai cara untuk mengeksplorasi pengalaman emigran — baik kehilangan maupun pembebasan.
Bahasa ibu Gurnah adalah Swahili, tetapi dirinya menulis dalam bahasa Inggris. Gurnah adalah penulis kelahiran Afrika keenam yang dianugerahi Nobel Sastra. Sejak lembaga Nobel didirikan pada tahun 1901, sebagian besar Nobel diberikan kepada penulis Eropa dan Amerika Utara.
Anders Olsson, ketua Komite Nobel untuk sastra menyebut Gurnah sebagai salah satu penulis pasca-kolonial paling terkemuka di dunia.
“Karyanya memberi kita gambaran lain tentang Afrika yang tidak begitu dikenal oleh banyak pembaca, daerah pesisir di dalam dan sekitar Samudra Hindia yang ditandai oleh perbudakan dan penindasan di bawah berbagai rezim dan kekuatan kolonial: Portugis, India, Arab, Jerman, dan Inggris,” kata Olsson.
Olsson mengatakan karakter Gurnah adalah “antara budaya, antara kehidupan yang ditinggalkan dan kehidupan yang akan datang.”
Mereka menghadapi rasisme dan prasangka, tetapi mungkin tidak menghadapi kebenaran untuk menghindari konflik dengan kenyataan.(RTR/LIG)

Hobi menyusun kata dan susur gua