Sebuah perusahaan produksi musik Korea Selatan, HYPE, kini menggunakan perangkat kecerdasan buatan (AI) untuk membuat versi bahasa yang berbeda untuk lagu-lagu K-pop.
Perusahaan tersebut mewakili dan memproduksi rekaman musik untuk beberapa artis musik K-pop papan atas Korea Selatan.
Dengan bantuan AI, rekaman suara bintang K-pop digabungkan dengan rekaman lirik lagu yang dibacakan oleh penutur asli bahasa lain. Proses tersebut bertujuan untuk menghasilkan lagu K-pop secara lengkap dalam berbagai bahasa.
Pejabat di HYBE mengatakan metode tersebut tidak mengubah suara alami penyanyi tersebut. Sebaliknya, perusahaan menggunakan AI untuk menghasilkan versi bahasa yang berbeda dari lagu yang sama.
Pada bulan Mei, metode AI berhasil membuat lagu oleh penyanyi K-pop MIDNATT dalam enam bahasa, yakni Korea, Inggris, Spanyol, Mandarin, Jepang, dan Vietnam. Artis Korea berusia 40 tahun bernama asli Lee Hyun itu merekam lagu Masquerade dalam masing-masing bahasa.
Chung Wooyong, kepala departemen media interaktif HYBE, menjelaskan proses penciptaan kepada Reuters. Dia mengatakan proses tersebut melibatkan pembagian kelompok suara menjadi elemen yang terpisah. Ini termasuk hal-hal seperti pengucapan, nada suara, dan tingkat suara.
Wooyong menambahkan bahwa anggota tim teknis kemudian “menggunakan imajinasi mereka” untuk melihat hasil seperti apa yang bisa mereka dapatkan dari teknologi tersebut.
Menurut pihak HYBE, teknologi deep learning yang digunakan dalam industri musik telah memungkinkan merilis lagu yang sama dalam berbagai bahasa di waktu yang sama.
Musik yang diproduksi lewat bantuan AI telah membanjiri layanan musik online dan media sosial dalam beberapa bulan terakhir.
Grammy Awards yang berbasis di Amerika baru-baru ini memperkenalkan aturan baru untuk musik buatan AI. Secara umum, aturan tersebut bertujuan untuk melindungi musik yang diciptakan manusia atas karya-karya yang dibuat oleh sistem AI.
Wooyong mengatakan HYBE saat ini sedang mempertimbangkan bagaimana menggunakan metode AI dalam operasi produksi musiknya di masa depan. Dia mencatat bahwa teknologi tersebut dapat diberikan kepada pencipta musik lain dan publik. Wooyong tidak mengatakan apakah perusahaan akan membebankan biaya kepada pihak lain untuk menggunakan sistem tersebut di masa mendatang.
Sementara itu, MIDNATT mengatakan menggunakan metode AI telah memberinya spektrum ekspresi artistik yang lebih luas.
“Saya merasa hambatan bahasa telah teratasi sehingg jauh lebih mudah bagi penggemar global untuk mendapatkan pengalaman mendalam dengan musik saya,” jelasnya.
Meski teknologinya tidak baru, metode ini menunjukkan cara baru untuk memanfaatkan AI dalam musik. Demikian dikatakan Valerio Velardo, direktur The Sound of AI, sebuah perusahaan yang berbasis di Spanyol yang memberi bantuan advis dalam pengembangan musik dan audio AI.
Velardo menambahkan bahwa metode seperti itu dapat membantu musisi profesional dan masyarakat umum di masa depan.
“Ini akan menurunkan hambatan penciptaan musik. Ini mirip seperti Instagram untuk gambar, tetapi dalam hal musik,” katanya.[RTR/VOA]

Hobi menyusun kata dan susur gua