Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan, tidak melanjutkan status Tanggap Darurat Bencana pada kebakaran di TPA Sarimukti, di Kecamatan Cipatat. Status tersebut tidak diperpanjang dan berakhir pada Senin (12/09).
Pada saat meresmikan jalan di Kecamatan Gununghalu ada Minggu (10/09) Bupati Bandung Barat sudah menyatakan akan menyerahkan penangan kebakaran tersebut pada pihak Provinsi.
“Kami menyerahkan semuanya ke Provinsi karena kami cukup kewalahan. Api yang sudah padam timbul lagi akibat gas metan yang dihasilkan dari sampah,” kata Hengki di Gununghalu, Minggu (10/09).
Merespon tidak dilanjutkannya status tersebut, Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin melakukan pengecekan pada penanganan kebakaran TPA Sarimukti, Selasa (12/09)
“Hari ini saya meninjau lokasi Sarimukti karena per kemarin tanggap darurat dari Kabupaten Bandung Barat berakhir dan sekarang menjadi di Provinsi,” ujar Bey.
Ia mengatakan, sebagai tindak lanjut penanganan kebarakaran tersbut Pemprov berfokus terhadap dua hal, yakni pemadaman api dan pengelolaan sampah di KBB, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, serta Kota Bandung.
Bey menjelaskan, ada cara lain yang akan diupayakan setelah upaya pemadaman konvensioal dan water bombing tak berhasil, yakni pemadaman menggunakan lumpur.
Untuk mempermudah penanganan, petugas di lokasi pun telah membuat jalan – jalan baru membelah gunungan sampah, sehingga titik-titik api lebih mudah dijangkau.
“Tadi saya melihat paparan dari pihak TNI dan Polri, saya optimistis akan teratasi dengan beberapa cara baru. Seperti dengan lumpur, dan juga akan diklaster dengan pembuatan jalan- jalan supaya lebih memudahkan lagi ke titik – titik apinya,” ungkap Bey.
Pemprov Jabar juga akan menggandeng BMKG, apabila dimungkinkan untuk membuat hujan buatan.
“Dengan hujan buatan, karena ini kan sudah darurat sekali,” ujar Bey.
Sementara itu, saat ini TPA darurat dengan kapasitas 23 ribu ton sudah bisa diisi. Namun, Bey meminta kabupaten dan kota mengurangi sampah.
“Itu harus jadi komitmen kepala daerah untuk mengurangi sampahnya. Sehingga sampah yang dibuang ke sini bukan sampah organik sehingga mengurangi juga,” ucap Bey.
Berdasarkan Keputusan Gubernur tentang kedaruratan, penanganan kedaruratan kebencanaan TPA Sarimukti berlaku 12 – 25 September 2023. Di dalamnya ada beberapa tim yang akan menangani bencana.
Bey menambahkan, saat ini telah disusun struktur organisasi untuk tim penanganan kedaruratan kebencanaan ini melibatkan semua pihak yang pasti dari Pemdaprov, BPBD, TNI, Kepolisian, Dinsos, Dinkes, dan aparat setempat.
Penanganan kebencanaan dibagi kewenangannya. BPBD berperan dari sisi kebakarannya, sedangkan DLH Jabar akan fokus pada pengelolaan sampah dari Bandung Raya.
“Yang pasti kita ingin padam dalam dua minggu ini, tentunya dengan upaya kita bersama. Juga dengan masyarakat bisa mengurangi sampah dari rumah, memulai memilah – milah sampah dari rumah untuk yang organik dipisahkan dari awal,” kata Bey.
Sementara untuk membuka lahan baru, akan dilakukan assesment guna mencegah kondisi lebih buruk terjadi.
“Sebelum dibuka lahan di sebelahnya kita akan assesment dulu. Insyaallah kita akan berhati- hati untuk memilih lahan- lahan baru,” ucapnya.
Bey mengungkap, kendala yang selama ini ditemui petugas di lapangan yakni gas metan dalam tumpukan sampah, ditambah angin yang membuat api merembet.
“Kendalanya kalau dipadamkan dengan air tapi ternyata belum padam seluruhnya karena tinggi (tumpukan). Mudah- mudahan dengan lumpur akan lebih bisa segera padam,” jelas Bey.
Selain itu, erkait dengan keselamatan, para petugas dan dampak pada Masyarakat sekitar, Bey mengungkapkan bahwa Dinkes, Dinsos dan beberapa pihak lain juga diturunkan.
Bey berharap peristiwa ini tidak terulang kembali, oleh karenanya ia menginginkan adanya upaya atau cara – cara lain dalam pengelolaan sampah yang lebih baik lagi, tidak hanya melalui TPA atau sanitary landfill. (BST/MIM)
Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.
