Apa yang Disajikan pada Jamuan Makan Malam Biden-Macron?

Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi tamu istimewa pada jamuan makan malam kenegaraan pertama pemerintahan Presiden Joe Biden, Rabu (30/12/2022) silam.

Jamuan makan malam kenegaraan adalah kehormatan tinggi bagi para pemimpin sekutu terdekat Amerika Serikat.

Dekorasi untuk acara jamuan itu didominasi warna merah, putih, dan biru untuk memamerkan warna bersama dari kedua negara.

Ibu Negara Jill Biden menyiapkan dan mengatur acara tersebut. Dia mengatakan kedua negara memiliki nilai-nilai yang sama yakni kebebasan, demokrasi, kesetaraan, dan persahabatan.

“Ini membentuk landasan di mana persahabatan abadi kami dibangun,” katanya.

Apa yang disajikan pada jamuan malam itu?

Makanannya termasuk keju Amerika, lobster dari negara bagian timur laut Maine, dan daging sapi. Makanan penutup, atau hidangan cuci mulut, adalah es krim, buah, dan kue jeruk.

Biden mengatakan acara makan malam itu mencakup pula pengaturan dekorasi dan piring yang indah. Dia mengatakan bahwa dirinya ingat ketika ibunya mengatur meja dan menyalakan lilin meskipun makanannya adalah ikan yang diambil dari freezer dan kemudian dipanaskan di oven.

“Saya belajar bahwa mengatur meja bisa menjadi tindakan cinta,” katanya.

Macron dan istrinya, Brigitte, tiba di Negara Paman Sam pada Selasa malam.

Carlos Elizondo, sekretaris sosial Gedung Putih, mengatakan bahwa membuat orang merasa nyaman dan betah paling penting bagi Biden.

Kain biru tua menutupi meja untuk 300 tamu. Kain itu dihiasi dengan lilin merah dan bunga merah, putih dan biru. Bunga putih adalah bunga iris, bunga resmi Perancis.

Kedua presiden berbicara di depan gambar Patung Liberty. Patung itu adalah hadiah untuk Amerika Serikat dari Prancis pada tahun 1800-an.

Ini adalah makan malam kenegaraan pertama dalam tiga tahun terakhir pemerintahan Amerika Serikat, tetapi bukan makan malam kenegaraan pertama bagi pemimpin Prancis dan istrinya. Mereka pernah menghadiri jamuan makan malam kenegaraan yang diselenggarakan oleh Presiden Donald Trump pada tahun 2018 lalu.(AP/WAK)