Tim eksavasi Kota Gladiator kuno di Turkiyé telah berhasil merekonstruksi sebuah kolam air mancur, yang segera akan dialiri air seperti fungsi asalnya. Kolam air mancur tersebut dibangun pada tahun 23 SM dengan diameter 50 kaki dan tingginya 26 kaki.
Rekonstruksi banguna dilakukan tim dengan menata ulang 150 puing bangunan yang diambil dari bangunan asli yang sudah jadi reruntuhan. Selama 4 bulan, tim eksavasi melakukan rekonstruksi di lokasi yang terletak di kota kuno Kibyra, yang berada secara administratif di Kota Gölhisar di bagian tenggara Provinsi Burdur yang saat ini masuk daftar heritage dunia oleh UNESCO
Nantinya seperti pada konsep awal pembangunan dua ribu tahun lalu, air akan keluar dari patung singa dan patung panter, yang kemudian jatuh mengisi kolam di bawah air mancur tersebut.

Arkeolog dari Universitas Mehmet Akif Ersoy, Sukru Ozudogru, mengatakan sebelum hancur, air mancur ini berdiri megah selama kurang lebih 600 tahun lamanya.
Dijelaskan Sukru, air mancur dibangun dengan patung binatang yang sangat detil. Selain itu ada sejumlah hiasan di fisik bangunan yang sudah memakai teknologi embos pada ornament asesoris bangunan air mancur tersebut.
Sebelumnya pada tahun 2021 lalu, di Kibryra juga ditemukan bangunan lain berupa arena pertandingan gladiator. Stadion yang jadi arena bertanding gladiator tersebut dibangun dengan konstruksi has Romawi dan Binzatium. Bangunannya diperkirakan berkapasitas 400-an orang yang dilengkapi gedung musik yang dibalut mosaik Medusa, pun ada pemandian khas kerajaan Romawi dan memiliki sejumlah ruang bawah tanah.

Kepala tim survey Universitas Adnan Menderes, Sedat Akkurnaz mengatakan struktur bangunan arena gladiator dan bangunan untuk fasilitas pendukung lainya dikerjakan oleh lebih dari 20.000 orang ketika dibangun pada tahun 200 Masehi, dimana konstruksi awalnya mulai dikerjakan pada tahun 70 Masehi.
“Ampiteater arena pertarungan gladiator ini Sebagian besar sudah terkubur, namun saat digali kondisinya masih terjaga baik,” kata Sedat.
“Bagian lainnya berada di atas tanah, hanya saja Lorong dan bangku-bangku di ampiteaternya, pun arena bertanding dan tembok luar masih ada yang terlihat di atas tanah,” tambahnya. (MIM/DM/ Foto Dok. Universitas Mehmet Akif Ersoy dan Museum Turkiyé)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.