Penipuan melalui website, bukan barang baru. Jauh sebelum adanya program bantuan sosial imbas pandemi Covid.19, penipuan berkedok hadiah sudah marak. Umumnya penipuan berkedok hadiah menyebar link situs tertentu untuk kemudian seolah-olah di situs tersebut memuat kode verivikasi nomor HP calon korban yang harus dikonfirmasi ulang dengan menelfon nomor hanphone tertentu.
Belakangan juga banyak penipuan link yang seolah-olah memuat data siapa saja yang berhak mendapat bantuan sosial pemerintah. Modusnya hampir mirip. Intinya bila sudah mengklik link para penipu, korban akan diarahkan untuk menghubungi nomor tertentu yang tertera di situs penipu.
Untuk menghindari membuka situs yang diduga memiliki unsur penipuan, yang pertama harus dilakukan adalah mengecek ekstensi web. Web yang umumnya komersil dan kredibel memiliki ekstensi.com, .net, .co.id, .id, .co atau untuk organisasi .or.id dan .org sementara untuk pemerintah selalu mengggunakan .go.id
Institusi yang benar akan menggunakan nama institusi dan langsung ekstensi webnya. Sementara web para penipu umumnya numpang pada blog. Jadi setelah nama palsu perusahaan, sebelum ekstensi ada nama blognya. Untuk penipuan yang mengatasnamakan organisasi pemerintah lebih mudah mendeteksinya. Bila ekstesi webnya bukan .go.id dipastikan situs tersebut adalah palsu.
Situs penipuan selain menggunakan domain blog, sering pula memiliki ekstensi yang tidak popular penggunaannya. Banyak sekali domain yang diperjual-belikan dengan harga murah, sebenarnya penggunaannya diperuntukkan bagi mereka yang baru belajar web developing, namun karena harganya sangat terjangkau, tidak jarang disalah-gunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kita bisa pula melihat dengan lebih teliti, pada situs penipuan umumnya banyak mencantumkan nama pejabat lengkap dengan tanda tangan. Sering malah untuk meyakinkan, pejabat yang tidak ada kaitannya dengan soal bansos atau hadiah pun dicantumkan.
Selain itu penulisan bahasanya sudah pasti tidak sesuai dengan kaidah berbahasa pada umumnya dan tampilan webnya cenderung ramai, namun tidak estetis. Dan satu lagi, patut dicurigai bila situs tersebut memaksa atau menggiring kita untuk menelfon nomor telfon seluler tertentu. (MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.