Terapi hewan merupakan hal cukup populer di sejumlah negara, meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa terapi ini cukup berhasil.
Namun, ada banyak cerita tentang terapi hewan yang membantu orang. Misalnya, pada kasus ketika anak takut disuntik.
Jadi, beberapa rumah sakit menggunakan hewan sebagai terapi — seperti Ollie, anjing terapi berusia enam tahun. Ollie membantu anak-anak di Rumah Sakit Khusus anak di San Diego, California, dalam mengatasi ketakutan mereka terhadap suntikan vaksin.
Bahkan jauh sebelum ada program vaksin, anjing untuk terapi sudah digunakan di rumah sakit anak ini.
Meski demikian, beberapa pakar mengatakan mereka kekurangan bukti ilmiah yang dapat menegaskan bahwa terapi hewan dapat meningkatkan kondisi medis pasien.
Salah satu pakar tersebut adalah Hal Herzog. Dia adalah seorang profesor psikologi di Western Carolina University. Dia telah mempelajari hubungan antara manusia dan hewan selama lebih dari 20 tahun.
Herzog mengatakan kepada VOA bahwa seekor binatang dapat mengalihkan perhatian pasien.
“Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa untuk mencegah rasa sakit jangka pendek — berinteraksi dengan anjing dapat mengalihkan pikiran kita pada hal lain. Dan dalam hal ini, saya melihat tidak salah untuk melakukannya. Dan untuk beberapa anak itu mungkin akan efektif.”
Namun, Herzog mengkritik penggunaan hewan untuk tujuan pengobatan medis, seperti obat. Dia mengatakan penelitian tidak menunjukkan bahwa terapi hewan efektif.
“Ada banyak penelitian, tetapi sebagian besar tidak terlalu bagus. Dan beberapa penelitian telah menemukan bahwa anjing terapi tidak benar-benar berdampak pada anak-anak dan orang dewasa yang berada dalam situasi stres dan eksperimental.
Terkadang, kata dia, ada konflik kepentingan. Banyak penelitian tentang dampak sehat dari kepemilikan hewan peliharaan dan terapi hewan dibayar oleh industri hewan peliharaan.
Namun, Herzog mengatakan bahkan ketika studi tersebut menemukan kurangnya bukti, beberapa media melaporkan studi secara tidak benar.
Misalnya saat ia menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan di lima rumah sakit besar Amerika terkait efek terapi anjing pada anak-anak dengan kanker.Peelitia ini tidak menemukan manfaat yang jelas dari terapi anjing. amun, media justru melaporkan bahwa penelitian ini memang bermanfaat.
Akibatnya, orang mungkin berpikir terapi hewan mempengaruhi kesehatan manusia jangka panjang.
Herzog mengatakan dia tidak menentang penggunaan hewan dalam terapi.
“Bagi saya, jika kita akan mendorong anjing, hewan sebagai obat, kita harus memperlakukan mereka dengan standar yang sama seperti kita menggunakan obat-obata,” katanya.
Terapi hewan merupakan hal cukup populer di sejumlah negara, meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa terapi ini cukup berhasil.
Namun, ada banyak cerita tentang terapi hewan yang membantu orang. Misalnya, pada ksus ketika anak takut disuntik.
Jadi, beberapa rumah sakit menggunakan hewan sebagai terapi — seperti Ollie, anjing terapi berusia enam tahun. Ollie membantu anak-anak di Rumah Sakit Khusus anak di San Diego, California, dalam mengatasi ketakutan mereka terhadap suntikan vaksin.
Bahkan sebelum vaksin, anjing terapi sudah digunakan di rumah sakit anak ini.
Meski demikian, beberapa pakar mengatakan mereka kekuragan bukti ilmiah yang dapat menegaska bahwa terapi hewan dapat meningkatkan kondisi medis pasien.
Salah satu pakar tersebut adalah Hal Herzog. Dia adalah seorang profesor psikologi di Western Carolina University. Dia telah mempelajari hubungan antara manusia dan hewan selama lebih dari 20 tahun.
Herzog mengatakan kepada VOA bahwa seekor binatang dapat mengalihkan perhatian pasien.
“Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa untuk mencegah rasa sakit jangka pendek – berinteraksi dengan anjing dapat mengalihkan pikiran Anda pada hal lain. Dan dalam hal ini, saya melihat tidak salah untuk melakukannya. Dan untuk beberapa anak itu mungkin akan efektif.”
Namun, Herzog mengkritik penggunaan hewan sebagai pengobatan medis, seperti obat. Dia mengatakan penelitian tidak menunjukkan bahwa terapi hewan efektif.
“Ada banyak penelitian, tetapi sebagian besar tidak terlalu bagus. Dan beberapa penelitian telah menemukan bahwa anjing terapi tidak benar-benar berdampak pada anak-anak dan orang dewasa yang berada dalam situasi stres dan eksperimental.
Terkadang, kata dia, ada konflik kepentingan. Banyak penelitian tentang dampak sehat dari kepemilikan hewan peliharaan dan terapi hewan dibayar oleh industri hewan peliharaan.
Namun, Herzog mengatakan bahkan ketika studi tersebut menemukan kurangnya bukti, beberapa media melaporkan studi secara tidak benar.
Misalnya saat ia menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan di lima rumah sakit besar Amerika terkait efek terapi anjing pada anak-anak dengan kanker.Penelitian ini tidak menemukan manfaat yang jelas dari terapi anjing, namun media justru melaporkan bahwa penelitian itu menyimpulkan bermanfaat.
Akibatnya, orang mungkin berpikir terapi hewan mempengaruhi kesehatan manusia jangka panjang.
Herzog mengatakan dia tidak menentang penggunaan hewan dalam terapi.
“Bagi saya, jika kita akan mendorong hewan sebagai obat, kita harus memperlakukan mereka dengan standar yang sama seperti kita menggunakan obat-obatan,” katanya.(VOA/WAK)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.