Berkat kecanggihan teknologi, tugas-tugas pekerjaan biasa yang repetitif, yang selama ini harus dilakukan berulang-ulang, dapat dikerjakan oleh piranti-piranti nan cerdas. Buntutnya, manusia sekarang dan yang akan datang dapat lebih fokus pada jenis-jenis pekerjaan kreatif yang menuntut daya pikir yang lebih tinggi.
Istilah artificial intelligence, machine learning dan deep learning kian akrab dengan kita sekarang ini. Ketiga istilah tersebut terkadang digunakan secara bergantian. Apakah ketiganya memang sama? Ataukah ada hal-hal yang membedakannya?
Secara umum, artificial intelligence merujuk pada simulasi kecerdasan manusia oleh mesin. Sebuah sistem artificial intelligence harus memiliki setidaknya beberapa karakteristik berikut, yakni observasi, kemampuan analitis, pemecahan masalah dan pembelajaran.
Kita sama-sama tahu, teknologi baru dan canggih saat ini diciptakan untuk mensimulasikan manusia dengan lebih baik. Teknologi baru dan canggih itu termasuk di antaranya yaitu machine learning dan deep learning.
Berubah seiring waktu
Menoleh sedikit ke belakang, istilah artificial intelligence, sering disingkat AI, sudah ada sejak tahun 1950-an tatkala sejumlah ilmuwan di Barat — salah satunya adalah Alan Mathison Turing — mengapungkan gagasan membangun mesin cerdas untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Sebagian ahli hingga saat ini masih merasa kesulitan mendefinisikan secara pasti ihwal artificial intelligence karena menurut mereka, inteligensia atau kecerdasan dapat berubah seiring waktu.
Machine learning sendiri adalah bagian dari artificial intelligence. Ia adalah salah satu algoritme artificial intelligence yang dikembangkan untuk meniru kecerdasan manusia.
Beberapa pakar menyimpulkan bahwa machine learning menandai titik balik dalam pengembangan artificial intelligence.
Menurut IBM, machine learning adalah komponen penting dari bidang ilmu data yang berkembang saat ini. Melalui penggunaan metode statistik, algoritme dilatih untuk membuat klasifikasi atau prediksi, mengungkap wawasan kunci dalam proyek penambangan data (data mining). Wawasan ini selanjutnya mendorong pengambilan keputusan dalam aplikasi dan bisnis.
Lantas, bagaimana sekarang dengan deep learning?
Deep learning adalah bagian dari machine learning dan sekaligus menandai tonggak penting dalam evolusi artificial intelligence.
Deep learning dikembangkan berdasarkan pemahaman manusia tentang jaringan syaraf. Ide membangun artificial intelligence berdasarkan jaringan syaraf manusia ini telah ada sejak tahun 1980-an, tetapi baru pada tahun 2012 pengembangannya kian pesat dan nyata.
Deep learning menggunakan jaringan syaraf tiruan kompleks untuk mereplikasi kecerdasan manusia. Karena kerumitannya, deep learning biasanya membutuhkan perangkat keras yang lebih canggih untuk dijalankan daripada machine learning.
Model deep learning biasanya dapat belajar lebih cepat dan mandiri daripada model machine learning dan dapat menggunakan set data besar dengan lebih baik.
Deep learning memungkinkan hasil yang jauh lebih cerdas ketimbang yang dimungkinkan oleh machine learning. Deep learning saat ini merupakan arsitektur artificial intelligence tercanggih yang masih terus dikembangkan.
Sekarang ini teknologi machine learning dan deep learning mendukung berbagai aplikasi, termasuk aplikasi pemrosesan bahasa alami, program pengenalan gambar, dan platform klasifikasi. Berkat kedua jenis teknologi ini, tugas-tugas biasa yang berulang dapat dikerjakan oleh mesin/piranti cerdas, sehingga manusia sekarang dan yang akan datang dapat lebih fokus pada jenis-jenis pekerjaan kreatif yang menuntut daya pikir yang lebih tinggi.***

Hobi menyusun kata dan susur gua