Berkunjung ke Tamansari Yogyakarta, tidak hanya sekedar mengenal bangunan bersejarah. Menggali informasi dari para guide yang mendampingi para wisatawan, kitab isa ketahui bagaimana sisi lain kehidupan Raja Mataram.
Tamansari sendiri dibangun sebagai taman atau kebun Istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Karena disebut sebagai taman atau kebun istana, bagi yang belum pernah ke sana, bukan berarti tidak ada bangunan. Di Tamansari, meski fungsinya sebagai taman namun bangunan untuk tinggal Raja yang sedang berada di taman tersedia juga.
Ada kolam renang untuk mandi para selir atau putri. Ada kamar untuk tidur raja. Ada dapur untuk menyediakan makanan raja dan ada juga tempat ibadah, berupa masjid.
Mesjid yang ada di Tamansari dikenal dengan sebutan Mesjid Pendem, yang lokasinya berada di bawah tanah. Memiliki dula lantai dengan bentuk melingkar, yang juga difungsingkan sebagai benteng pertahanan di masa lalu.
Ditemui Tepas.id beberapa waktu lalu, guide kami, Sumarsono, mengatakan taman tersebut tidak saja dijadikan raja untuk beristirahat brsama keluarga, namun juga tempat ini dijadikan tempat laku spiritual raja.
Salah satu tempat yang digunakan sebagai tempat semedi atau laku spiritual, adalah urung-urung Laku Gumuling, sebuah Lorong bawah tanah yang memiliki kamar-kamar untuk bersemedi.

“Dulunya menuju tempat semedi ini naik perahu mas, karena Lorong itu diisi air seperit sungai,” kata Sumarsono. Ia juga tidak menampik kabar bahwa ada Lorong di sana yang tembus ke laut kidul. Hanya saja ia mengatakan, secara resmi saat mulai mengabdi di istana sampai saat ini belum pernah mendapat penjelasan resmi soal kabar itu.
Di ruang istirahat raja di sebelah ruang besar yang dulunya juga difungsikan untuk menerima tamu, ada kamar raja. Nampak tempat tidur raja terbuat dari beton dimana di bawah tempat tidur tersebut ada lubang seperti tungku. Kata Sumarsono, tempat itu adalah pembakaran kayu untuk menghangatkan badan sang raja.
Raja Mataram dikenal sebagai orang yang memiliki jiwa seni yang tinggi. Tidak heran, di Tamansari dulu kegiatan seni tari, musik dan Lukis dipusatkan oleh raja. Sampai saat ini kita bisa melihat, di perkampungan yang berada dalam kawasan Tamansari, para pelukis yang masih berkarya dan lukisannya bisa dibeli para wisatawan.
Penduduk yang bermukim di kampung yang ada di kawasan Tamansari, sampai saat ini adalah para abdi dalem, yang turun-temurun berkerja di Keraton Yogyakarta.
Taman yang dibangun pada 1758-1765 ini, Sebagian sudah berupa puing imbas sejumlah gempa yang melanda Yogyakarta. Meski demikian bangunan tersebut menjadi cagar budaya dan dibuka untuk umum sebagi objek wisata di Yogyakarta. (MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.