Catatan Hari Musik Nasional : Menjadi Musisi Tetap Perlu Backbone

Catatan Hari Musik Nasional : Menjadi Musisi Tetap Perlu Backbone

Share

Meski saat ini untuk mengenalkan karya musik bisa dibilang mudah, dengan banyaknya agregator yang membantu suatu karya musik dapat didengar di berbagai platform pasar musik digital, namun  tidak selalu karya musik tersebut  mendapat sambutan yang baik.

Pada prinsipnya packaging marketing tetap menjadi backbone agar sebuah karya musik didengar oleh khalayak, yang efeknya lagu tersbut booming dan digemari.

Suatu karya music yang sudah masuk spotify sekalipun, memang belum tentu dengan mudah menjadi viral, bila backbone yang mendorong lagu tersbut tidak cukup kuat.

Saat ini, dengan kemudahan teknologi, setiap harinya karya baru tercipta. Dan semakin tinggi tingkat pengetahuan musisi saat ini, membuat karya-karya yang tercipta semakin baik dari sisi teknis perekaman, pemilihan harmoni dan kemasan genre musiknya.

Namun  tetap saja, meski produksi dan distribusi lagu sangat mudah, lagi-lagi karena teknologi, namun untuk menembus label besar juga bukan urusan gampang. Musisi senior Fariz RM pada wawancara sebuah radio berita tahun 2018  lalu pernah mengatakan para produser tetap menetapkan seleksi yang ketat pada lagu yang akan masuk di major label.

Menurut Fariz RM, kemudahan teknologi jangan sampai membuat lagu asal tercipta pula, karena sebuah karya juga, baik kemasannya maupun isi lagu dan arasemennya harus bisa dipertanggung jawabkan orisinalitasnya, nilai lagunya sesuai atau tidak dengan selera dan norma, dan banyak lagi yang harus dipertimbangkan.

Di sisi lain banyak musisi idealis, tidak mengejar popularitas semata. Kenikmatan bermusik dengan genre tertentu membuat Sebagian musisi lebih nyaman manggung di resto atau café dengan segmen tertentu. Tak jarang musisi idealis ini lambat laut menjadi terkenal dan memiliki fans tersendiri karena totalitasnya bermusik dengan genre tertentu.

Musisi-musisi idealis juga diakui sejumlah praktisi, harus memiliki backbone yang mendukung eksistensinya. Selain tempat yang memfasilitasi, komunitas jenis music tertentu menjadi marketing yang membantu mereka sehingga eksistensi semakin baik.

Setelah memiliki eksistensi yang baik, peran dunia maya akan membantu menyebarluaskan informasi eksistensi tersebut. Sebelum rekaman secara serius, jalur Youtube nampaknya akan memberi pengaruh sangat besar sebagai marketing. Sudah terbukti banyak penyanyi café, hotel atau restaurant bahkan penyanyi rumahan sekalipun, yang akhirnya potensinya dikenal luas berkat viralya video music yang diunggah di youtube.

Tinggal musisi tersebut kemudian memilih antara manggung dengan idealisme atau kemudian membagi waktunya untuk kepentingan komersil. Dua-duanya syah-sayah saja, karena suatu karya tentu saja perlu diapresiasi lebih, karena menjadi musisi termasuk profesi yang modalnya sangat mahal. (MIM)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *