Sebenarnya banyak yang mengategorikan buah ini sebagai tanaman liar, karena banyak tumbuh di tegalan, pematang sawah dan di rerimbunan rumput tertentu di hutan. Nama latinnya Physalis Peruviana. Dikenal sebagai yellow berry dalam bahasa Inggris. Di Indonesia lebih dikenal sebagai ciplukan dan di Tatar Sunda, orang menyebut cécénét.
Jangan dikira karena tumbuh liar, harganya bisa murah. Belakangan buah berasa manis keasaman ini banyak dijual secara daring dengan harga antara Rp. 125.000 sampai Rp. 350.000-an.

Sejumlah penelitian Kesehatan menunjukan bahwa dari akar, daun hingga batang, sampai buah tanaman ini mengandung zat-zat yang bermanfaat untuk Kesehatan. Hipertensi, diabetes sampai batu ginjal konon bisa dibantu penyembuhannya dengan mengkonsumsi buah ini.
Untuk jenis penyakit tadi, umumnya digunakan ciplukan kering dengan cara merebusnya dan kemudian diminum airnya. Sebagai bentuk pencegahan mengkonsumsi ciplukan segar secara rutin pun sangat baik.

Para peneliti telah mengemukakan sejumlah kandungan yang menyehatkan dalam ciplukan berupa chlorogenic acid, polifenol, asam sitrat, fisalin, asam malat, asam oleat dan linoleate, alkaloid, tannin, karotenoid, vitamin A, C, D dan K, gula Elaidic acid, antioksidan dan antiinflamasi.
Sejumlah di antara kandungan tersebut, berfungsi pula untuk mengatasi penyakit jantung dan mencegah kolesterol. Beberapa bulan terakhir beredar pula MLM herbal yang menjual cécénét sebagai suplemen yang membantu mencegah pengeroposan tulang.
Nah, kalau sedang berlibur di pedesaan, boleh dong hunting cécénét. (MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.