Pemakaman Gunung Sembung, yang berada di Dusun Astana, Kecamatan Cirebon Utara, cukup padat dikunjungi penziarah pada Minggu (12/03). Lokasi pemakaman yang terletak 5 KM dari pusat Kota Cirebon itu, dikunjungi para pengunjung wisata religi dari berbagai kota di Jabar, DKI dan Jateng.
Penziarah umumnya menyampaikan pada Tepas.id, bahwa mereka sekedar melaksanakan tuntunan agama soal ziarah kubur dan memuliakan para Wali.
Di pemakaman yang dibangun pada tahun 1400 Saka (1478 Masehi) ini, tidak hanya Sunan Gunungjati yang dikebumikan. Para Sultan Cirebon pun dimakamkan di sini pula.
Para penziarah umumnya mengejar sampai di lokasi jelang subuh, sehingga bisa melaksanakan ziarah kubur pada pagi hari, setelah melaksanakan sholat subuh di masjid yang ada di lokasi.
Sejak pagi, para penziarah bergantian melantunkan doa di makam Sunan Gunung Jati yang dibatasi pagar tembok berwarna merah, dengan dipimpin kuncen makam. Selain berdoa di makam Sunan Gunung Jati, para penziarah umumnya melaksanakan tawasul pula di makam Syeh Dzatul Kahfi, guru dari Sunan Gunung Jati. Lokasinya terpisah, berada di seberang kompleks Pemakaman Gunung Sembung.

Di kedua komplek pemakaman tersebut ada sejumlah sumur yang dipercaya masyarakat memiliki energi positif, salah satunya Sumur Jaya Sampurna. Sumur yang diteduhi dengan bangunan bercat hijau ini, diyakini dapat menghilangkan sihir bagi sesiapa pun yang memanfaatkannya.
Soal sihir ini tidak melulu jadi cerita Sumur Jaya Sampurna, cerita dari masyarakat setempat, Jl. Karang Getas menjadi tempat yang memiliki mitos serupa. Konon mereka yang memiliki ilmu hitam akan luruh saat melintas di jalan tersebut.
Pun, mereka para pejabat yang angkuh dan tidak berpihak pada rakyat, dikabarkan akan jatuh dari ‘kursinya.’ (MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.