Daun cingcau sejauh yang kita tahu adalah tanaman yang daunnya menjadi bahan baku cingcau, sejenis jelly alami yang secara tradisional dibuat minuman segar yang dijajakan secara keliling.
Ada beberapa jenis tanaman cingcau yang sering digunakan, ada yang merambat dan ada juga cingcau perdu. Yang akan kami bahas kali ini adalah tanaman cingcau perdu, yang lebih dikenal di Indonesia dan banyak dikonsumsi.
Berbeda dengan cincau rambat yang daunnya lebih mirip diamond, cingcau perdu adalah tanaman berbatang. Meski batangnya tidak terlalu besar, tingginya bisa mencapai 1 sampai dua meter. Daunnya hijau pekat dengan tangkai berserat kasar. Meski demikian permukaan daunnya halus. Jika kita koyak daunnya, harum khas cingcau akan terasa.
Cingcau perdu dapat dtemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Penjual cingcau non pabrikan, umumnya membuat sendiri cingcaunya dengan bahan cingcau perdu. Diolah secara tradisional dengan cara disiram air panas, kemudian diremat sampai keluar cairan kental yang nantinya, setelah ditiriskan akan berubah menjadi jel cingcau.
Daun yang Bernama latin premna ablogifolia ini, berdasarkan penelitian Procedia Chemistry tahun 2014, diketahui memiliki kandungan flavonoid yang membantu menyehatkan usus (mencegah dari beragam penyakit yang menyerang usus).
Karena bermanfaat untuk pencegahan penyakit di usus, daun cingcau dapat membantu pula mengatasi diare dan menjaga kestabilan asam lambung. Selain itu dapat menurunkan panas tubuh saat demam.
Diketahui pula senyawa isokandrodendrinnya dapat mencegah dan membantu penyembuhan kanker hati, paru-paru, payudara, leher Rahim dan menyembuhkan tumor. (MIM)
Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.
