Akhir Februari lalu, salah satu teman saya yang sudah jadi jadi pimpinan lembaga bantuan untuk bencana menelfon saya untuk meminta bantuan pengadaan beras sebanyak 5 ton berikut air mineralnya. Kebetulan saat bertelfon saya sedang bersama kepala desa di suatu kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
Mengetahui saya berada di desa maka berkomunikasilah ia dengan kepala desa tersebut. Desa menyanggupi penyediaan 5 ton beras, hanya saja Lembaga tersebut diminta menyampaikan proposal peyampaian harga pagu per kilogram beras, agar desa memiliki data permohonan sebagai bahan arsip administrasi.
Pihak lembaga menyanggupi hal tersebut. Saya pun meminta keesokan harinya pihak lembaga sudah menyampaikan soft copy proposal pagu harga beras, dan dikatakan oleh pimpinan lembaga yang nota bene teman saya, pihaknya siap mengirimkan proposal tersebut.
Apa yang terjadi kemudian, sampai 1 bulan tidak ada kabar sedikit pun dari pimpinan Lembaga yang tempo hari sudah menyanggupi soal proposal. Akhirnya ketika pihak desa berkomunikasi dengan saya, saya sarankan untuk tidak melanjutkan. Tdak perlu datang ke kantor lembaga tersebut, tidak perlu pula menelfon menanyakan, karena saya yakin tidak akan terjadi transaksi.
Benar saja, awal April ini ia telfon saya untuk meminta bantuan program lain. Tentu ini menjadi moment untuk saya minta klarifikasi soal pengadaan 5 ton beras tersebut. Ia hanya menyampaikan maaf dan menyalahkan stafnya yang tidak menginformasikan pada saya. Saya pun protes keras dan mengatakan karena ia yang memulai komunikasi maka ia pula yang harus melanjutkan, tanpa harus melibatkan anak buahnya yang tidak tahu apa- apa.
Ini adalah pelajaran bagi teman-teman semua pelaku bisnis, bahwa komunikasi sangat penting. Bisnis tidak melulu soal hitungan rugi dan untung, lebih dari itu dengan mitra, teman-teman semua harus responsif dalam setiap kegiatan komunikasi.
Banyak perusahaan hancur karena lalai berkomunikasi bisnis dengan baik, dengan rekan bisnisnya. Komunikasi bisa pula menjadi patokan baik tidaknya Anda mengelola manajemen organisasi internal. Dengan klien saja sudah acak-acakan respon komunikasinya, apalagi di internal lembaga itu. (MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.