Wajah Wakil Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan tampak serius mengamati kemasan botol coffee milk yang ia pegang, sesaat setelah meneguk hampir seperempat kopi susu di botol itu. Sementara si pembuat kopi, Deri Selamat, sedang menyampaikan beberapa pesan pada Wabup KBB di acara workshop Menjadi Kreatif dan Inovatif di Masa Pandemi, yang diadakan Virageawi Indonesia di Cimareme, KBB.
Sejurus kemudian saat menjawab apa yang disampaikan Deri, Hengky memuji rasa kopi hasil racikannya. Usut punya usut, ternyata Deri membuat kopi siap minum hanya sesuai pesanan saja. Ia tidak punya café atau kedai sekalipun. Ia justru bisnisnya mendistribusikan kopi yang sudah di-roasting (disangrai).
Kopi yang sudah di-roasting dipesan untuk café, karena umumnya café tidak roasting sendiri dengan beragam alasan. Ia menekuni bisnis ini setelah melihat masih belum ada pebisnis lain di bidang yang sama. Akhirnya bisnis itupun berjalan.
Ngobrolin bisnis di masa pandemi memang rada bikin bulu kuduk kita meremang. Melihat kondisi ekonomi yang masih belum cukup baik saat ini, diakui bikin deg-degan ketika akan memulai usaha. Observant, itulah kata kunci yang bisa disimpulkan dari penuturan Deri pada tepas.id dan para pewarta yang berkesempatan berbincang dengannya.
Hasil roasting kopinya diedarkan di sejumlah café di Cimahi dan Batujajar dan beberapa tempat lain Bandung Barat. Ia mengakui belum bisa menembus Bandung karena mulai dari pemilihan kopi yang diperolehnya dari sejumlah tempat di seluruh Indonesia, sampai distribusi dilakukan sendiri, dengan bantuan roasting kopinya oleh keluarga di rumah.
Setidaknya, cerita Deri bisa menggugah sesiapapun yang ingin berbisnis. Bahwa usaha tidak akan membohongi hasil. Itu juga yang dititipkan Wabup Bandung Barat Hengky Kurniawan. Ikhtiar, kemudian kolaborasi, pemanfaatan medsos untuk marketing menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari bisnis masa kini. (MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.