Sektor industri pariwisata di Jawa Barat menjelang akhir tahun ini menampakan geliat yang menggebirakan , setelah 2 tahun tanpa daya karena terkendala PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) hingga berlevel-level karena adanya penyebaran covid-19.
Kembali ramainya destinasi wisata cenderung terlihat di berbagai kawasan wisata alam di pinggir kota, sementara di Bandung sendiri lebih banyak tempat wisata yang dikenal dengan sebutan urban tourism. Itulah sebabnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung tengah berbenah menghadapi fenomena ini.
“Kini kami tidak lagi berfokus kepada kuantitas destinasi pariwisata, tapi kami mengembangkan kualitas destinasi pariwisatanya,” ungkap Dewi Kaniasari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung di tengah acara pemutaran perdana film Preserving The Séké (Penyelamatan Mata Air), film dokumenter dari Bandung yang meraih award dari International Film Festival Manhattan, di Bandung Creative Hub 6 November lalu.
Menurut Kadisbudpar yang kerap disapa Ibu Kenny ini, Film tersebut menunjukkan betapa Kota Bandung memiliki kawasan konservasi yang sangat menarik. “Dengan adanya momentum Gedong Tjai Tjibadak 1921 yang Desember ini genap berusia seabad, kita bisa mengembangkan kawasan itu menjadi kawasan Cagar Budaya dan juga kawasan destinasi pariwisata edukasi konservasi. Ecotourism! Begitulah,” ujarnya.
Seamatan dengan perihal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. Jawa Barat, Dr.H. Dedi Taufik,M.Si pun sempat menjelaskan di ajang Dubai Expo 2020 akhir Oktober lalu bahwa Jawa Barat merupakan kawasan favorit para wisatawan karena memiliki ragam destinasi pariwisata berbasis alam seperti gunung, danau, air terjun hingga pantai. Selain itu, masih terdapat destinasi pariwisata berbasis budaya seperti di Ciptagelar. Berdasarkan amatan itu juga Kadisparbud Jabar menargetkan 15 juta wisatawan yang datang ke Jawa Barat.
Menyikapi masa-masa pandemi yang belum sepenuhnya berakhir ini Dedi Taufik berpesan , hendaknya para pelaku industri pariwisata harus komit dengan adanya prosedur kesehatan dan pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi. Jadi, bagi yang ingin berwisata ke Jawa Barat, “Don’t panic, do vacciin and go picnic!” ujar Dedi Taufik.
Sementara itu Chevy Ferdian selaku Ketua ASPPI (Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia) DPD Jawa Barat mengatakan, sektor pariwisata memang sudah mulai berangsur baik, meskipun kebijakannya masih berubah-ubah. “ini yang masih jadi keresahan para pelaku pariwisata. Di samping itu ASPPI DPD Jabar sedang kembali membangun pariwisata yang aman dan nyaman. “Upaya ini berfokus kepada pengambangan sumber daya manusia pelaku pariwisata,” lanjut Chevy yang baru saja dilantik jadi Ketua ASPPI DPD Jabar 10 November lalu di Saung Udjo, Kota Bandung.
Menurutnya, SDM pelaku pariwisata hendaknya tersertifikasi, dan memiliki pengalaman dari berbagai keahlian. Hal ini selaras dengan tagline Gerakan Bersama Untuk Bangkitkan Pariwisata Jabar Melalui Pelaku Pariwisata yang Profesional, Akseleratif, dan Adaptif. “Pelaku pariwisata harus akseleratif berperan di masa pandemi dan adaptif untuk menyesuaikan dengan kondisi,” tegasnya.
Menyinggung adanya momentum peringatan seabad Gedong Tjai Tjibadak Desember 2021 di kota Bandung, Chevy mengungkapkan ketertarikannya untuk turut mengembangkan kualitas destinasi pariwisata di lokasi tersebut yang mengutamakan cagar budaya dan edukasi konservasi. “Menarik,” katanya saat dihubungi melalui telepon Sabtu lalu (13/10). “Kami agendakan untuk berkunjung ke situ dan membantu pengembangan SDM pariwisata di Ledeng,” pungkasnya. (AR/MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.