Persoalan ras masih jadi masalah di Perancis. Ribuan massa, turun ke jalan memprotes penembakan terhadap pengendara berusia 17 tahun oleh petugas kepolisian setempat.
Korban Bernama Nahel, adalah warga Perancis keturunan Algeria dan Maroko. Dia adalah satu-satunya anak dari seorang ibu yang pada Kamis kemarin (29/06) turut berdemo menentang aksi kekerasan oleh apparat kepolisian.
Demo besar-besaran itu dipicu oleh bertita media setempat yang mengutip keterangan kepolisian yang menyatakan penembakan itu dilakukan karena Nahel mencoba menerobos hadangan polisi saat dihentikan pada Selasa (27/06), namun dari cctv yang ada di sekitar lokasi, tidak terlihat sedikit pun adanya perlawanan dari korban saat dihentikan.
Atas isu tersebut, sekitar 9000 warga menggelar demo untuk memprotes aksi kekerasan tersebut. Polisi pun menyiagakan 40 ribu personelnya untuk berjaga-jaga, mengantisipasi kerusuhan yang dimungkinkan terjadi atas demo tersebut.
Sampai berita ini diturunkan, tercatat sudah 189 orang diamankan oleh apparat keamanan setempat.
Sejumlah ahli hukum di Perancis menyatakan bahwa SOP penanganan keamanan oleh kepolisian atas aturan yang dikeluarkan pada tahun 2017, harus ditinjau kembali, karena aturan tersebut lebih mengedepankan tindakan represif ketimbang pendekatan persuasif. (REU/NYT/MIM/Foto Dok Abdulmonam/Getty Image)
Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.
