Dua Penelitian Perkuat Teori COVID Berasal dari Pasar di Wuhan

Dua Penelitian Perkuat Teori COVID Berasal dari Pasar di Wuhan

Share

Dua penelitian komprehensif yang tidak dipublikasikan, yang hasilnya dirilis Sabtu (26/2/2022), menunjukkan bahwa virus corona (COVID-19) berasal dari sebuah pasar di Wuhan, Tiongkok.

Penelitian ini bertentangan dengan klaim dari sejumlah kalangan, termasuk para politisi, yang mengatakan virus itu bocor dari sebuah laboratorium virologi di dekat Wuhan.

Para peneliti menganalisis data dari berbagai sumber dan menyimpulkan bahwa mamalia hidup yang dijual di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, pada akhir 2019, telah membawa virus corona dan menginfeksi manusia. Para peneliti tidak menemukan bukti yang mendukung teori kebocoran laboratorium.

Salah seorang penulis penelitian, ahli biologi evolusi, Michael Worobey, dari University of Arizona, mengatakan kepada surat kabar The New York Times bahwa totalitas bukti melukiskan “gambaran yang sangat jelas” tentang asal virus di pasar.

“Ini bukti statistik yang sangat kuat bahwa ini bukan kebetulan,” kata Worobey.

Penelitian pertama menyimpulkan bahwa pasar Huanan memang menjadi pusat penyebaran virus. Adapun penelitian yang kedua, menemukan bahwa COVID-19 kemungkinan berasal dari dua garis keturunan virus yang berbeda — satu yang melompat dari hewan ke manusia pada akhir November atau awal Desember 2019, dan yang lainnya menyusul beberapa minggu kemudian.

Worobey dan rekan-rekannya sampai pada kesimpulan pertama dengan memperkirakan lokasi 156 kasus COVID-19 di Wuhan pada Desember 2019, kemudian memetakan penyebarannya menggunakan aplikasi pelaporan kasus media sosial bernama Weibo. Data Weibo menunjukkan bahwa konsentrasi kasus menjauh dari pasar pada Januari dan Februari 2020, menunjukkan bahwa virus itu menyebar dari titik asalnya.

Untuk penelitian kedua, para peneliti membuat pohon keluarga evolusi dari virus yang diambil sampelnya selama beberapa minggu pertama pandemi. para peneliti menemukan perpecahan menjadi dua cabang utama. Mutasi di setiap cabang menunjukkan bahwa mereka pasti berasal dari hewan yang berbeda secara terpisah.

Namun, para peneliti tidak merinci jenis hewan mana yang menjadi sumber virus.

Jesse Bloom, seorang ahli virologi di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson, mengatakan kepada The New York Times bahwa dia tetap tidak yakin dengan kesimpulan kedua penelitian itu. Ia berpendapat bahwa penelitian tersebut gagal memberikan bukti langsung bahwa hewan di pasar memang telah terinfeksi.

“Saya pikir apa yang mereka perdebatkan bisa jadi benar,” kata Bloom. “Tapi saya tidak berpikir kualitas data yang memadai sehingga dikatakann bahwa skenario mereka benar dengan percaya diri.”

Temuan yang dirilis Sabtu memperkuat kesimpulan dari laporan penelitian sebelumnya dari Worobey yang diterbitkan dalam jurnal akademik bergengsi Science. Penelitian itu, yang dipublikasikan pada November, menemukan bahwa kasus COVID-19 pertama yang diketahui adalah vendor di pasar Wuhan.(NYT/UPI/WAK)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *