Es Potong, Jajanan Jadul yang Bikin Kangen

Es Potong, Jajanan Jadul yang Bikin Kangen

Share

Bocil atau remaja tahun 70, 80 dan 90-an pasti kenal dengan es goyang atau belakangan ada yang menyebut pula dengan es potong.

Disebut es goyang karena pembuatannya tidak menggunakan kulkas atau  mesin pendingin lainnya.

Jaman saat kulkas masih jadi barang mewah, masyarakat Indonesia sudah memiliki teknologi sederhana pembuat es.

Es goyang atau es potong terbuat dari santan kelapa, perisa, tepung hunkwe dan gula pasir. Bahan-bahan tadi dicampur sampai mencapai kekentalan tertentu yang memungkinkan bisa membeku saat didinginkan.

Setelah semua tercampur dan adonan tidak terlalu encer dan tidak terlalu padat kekentalannya, bahan espotong dimasukan dalam cetakan. Ada yang cetakannya persegi panjang ada pula yang berbentuk pipa. Yang bentuknya seperti pipa ini kemudian nantinya akan dipotong-potong saat konsumen membeli, sehingga dikenal dengan nama es potong.

Cetakan tadi kemudian dimasukan dalam wadah khusus yang di dalamnya ada bongkahan es dengan suhu sangat dingin sehingga bisa membekukan adonan es yang berada di dalam cetakan.

Dengan alasan agar cepat membeku dengan rata, maka wadah yang berisi bongkahan es tempat mendinginkan adonan es potong tadi, digoyang-goyang oleh penjualnya.

Di Jawa Barat, di hampir setiap kota masih ada penjual es goyang atau es potong. Di Tasikmalaya, yang paling nikmat yang pernah Tepas.id rasakan adalah es potong di seberang Bandara Wiriadinata.

Di Cimahi, Abdul, pria asal Limbangan, Garut masih setia dengan pekerjaannya menjajakan es potong. Ia mengaku masih banyak yang menggemari dari bocil sampai orangtua.

Ia mengatakan, selain banyak digemari, harganya murah meriah, menurutnya cara pembuatannya pun sangat mudah. “Ini mah bukan produk kulkasan pa. Cukup masukan adonan ke wadah, masukan ke ‘mesin,’ lalu goyang beberapa menit sudah beku. Tinggal disimpan di wadah pendingin khusus saat dijajakan,” kata Abdul sembari memotong satu es berukuran 20cm menjadi empat bagian.

Ia menjual satu potong panjang es, seharga Rp 7000. Sementara itu kalau ada yang membeli dua ribu atau tiga ribu rupiah, ia tetap layani dengan potongan yang disesuaikan dengan harga yang dikehendaki konsumen.

Perbedaan tekstur antara es yang dibuat dengan gaya tradisional dan versi kulkasan ini sangat kentara. Jika es kulkasan lebih keras, maka es goyang lebih lembut, laksana es krim. Itu sebabnya, es goyang atau es potong digemari oleh tua atau muda. (MIM)

Share
Gogo77
Adam77
Sonitoto
https://157.245.54.14/
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
https://mydaughtersdna.org/