Gara-gara Ponsel, Penjualan Kamera Terus Melorot

Gara-gara Ponsel, Penjualan Kamera Terus Melorot

Share

Ponsel pintar telah menjadi bagian hidup kita. Nyaris setiap orang ke mana-mana tak lupa melengkapi dirinya dengan ponsel pintar.

Satu hal yang berubah saat ini berkat kehadiran ponsel pintar yaitu banyak orang memanfaatkan ponsel untuk mengambil gambar, di mana saja, kapan saja. Ini telah menyebabkan masalah bisnis besar bagi produsen kamera.

Saat ini, banyak ponsel pintar memiliki kamera berkualitas tinggi yang dirancang untuk menghasilkan gambar yang lebih baik daripada yang digunakan kebanyakan orang di masa lalu. Dan sebagian besar perangkat ponsel juga menawarkan alat canggih untuk meningkatkan kualitas gambar yang kita ambil.

Asosiasi Produk Kamera & Pencitraan Jepang (CIPA) adalah salah satu organisasi yang rutin mengumpulkan dan melaporkan data penjualan kamera di seluruh dunia. Anggotanya termasuk produsen besar seperti Canon, Nikon, Olympus, Fujifilm, dan Sony.

Dalam laporan yang dikeluarkan pada bulan Februari 2022, CIPA mencatat penurunan penjualan kamera digital yang berkelanjutan. Pada tahun 2021, total pengiriman kamera digital turun 6 persen, kata organisasi itu dalam siaran persnya. Namun, penurunan terbaru ini terjadi setelah bertahun-tahun mengalami penurunan penjualan.

CIPA mengatakan pasar kamera digital terus berkembang mulai tahun 1999, ketika upaya pencatatan dimulai. Menurut CIPA, penjualan kamera mengalami penurunan pertama pada tahun 2009 dan terus turun setelahnya. Perubahan terbesar muncul dari 2010 hingga 2020, ketika pengiriman kamera di seluruh dunia turun sekitar 93 persen.

Meskipun ada sedikit peningkatan pada tahun 2017, secara keseluruhan penjualan kamera digital mengalami penurunan setiap tahunnya sejak tahun 2018, menurut perhitungan CIPA. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan pengiriman kamera digital yang memiliki lensa built-in, catat perusahaan riset pasar Statista.

Pembuat kamera lebih sukses menjual kamera digital dengan lensa yang dapat diganti. Kamera ini umumnya ditujukan untuk fotografer profesional yang menuntut kualitas gambar lebih tinggi. Kamera semacam itu dapat menghasilkan “kualitas gambar tinggi yang membedakannya dari ponsel,” kata CIPA.

Perusahaan riset bisnis Research and Markets memprediksi penjualan kamera di seluruh dunia akan terus turun tajam. Disebutkan dalam sebuah laporannya bahwa penjulaan kamera mencapai 8,4 juta perangkat pada tahun 2020 dan diperkirakan akan menyusut menjadi 1,2 juta pada tahun 2026. Penurunan terbesar diprediksi untuk kamera digital dengan lensa built-in.

Penurunan penjualan kamera yang berkelanjutan menunjukkan pengaruh besar yang dimiliki ponsel pintar terhadap industri kamera.

Beberapa fotografer berita, misalnya, menemukan keuntungan dalam penggunaan ponsel untuk menunjang pekerjaan mereka. Kantor berita Associated Press (AP) baru-baru ini meminta beberapa fotografernya yang menggunakan iPhone untuk menjelaskan bagaimana mereka menggunakan perangkat tersebut.

Brynn Anderson, fotografer AP di Atlanta, Georgia, mengatakan: “Terkadang menjadi fotografer dengan kamera yang lebih besar dapat mengintimidasi orang yang difoto. Menggunakan telepon memudahkan saya untuk mendapatkan momen intim yang mungkin tidak terjadi.”

Sementara itu, Dita Alangkara, yang bertugas untuk AP di Jakarta, mengatakan bahwa memotret dengan ponsel pintar membuka lebih banyak kemungkinan di jalanan Jakarta. “Orang-orang begitu terbiasa melihat orang lain mengambil foto dengan gawai mereka sehingga mereka mengabaikan saya. Ini memberi saya perspektif baru untuk melakukan eksplorasi.”

Rodrigo Abd, seorang fotografer AP di Buenos Aires, Argentina, setuju. Dia mengatakan menggunakan iPhone membuatnya lebih mudah “untuk selalu memperhatikan” peristiwa sehari-hari saat tidak meliput berita.

Adapun Khalil Hamra, fotografer AP di Istanbul, Turki, mengatakan: “Sejujurnya, setiap kali saya mengambil gambar yang bagus dengan ponsel saya, saya merasa ada sesuatu yang hilang dan bisa lebih baik jika saya mengambilnya dengan kamera profesional saya.”

Menurut Oded Balilty, fotografer AP yang berbasis di Tel Aviv, Israel, ponsel adalah alat berbeda yang pasti telah mengubah apa yang selama ini para fotografer lakukan. Namun, dia menambahkan dengan menyatakan bahwa yang yang menentukan kualitas foto adalah fotografernya, bukan perangkatnya.(AP/VOA/WAK)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *