Dalam konsep wisata, atraksi wisata sebenarnya tidak melulu soal aktifitas yang sudah direncanakan oleh operator wisata. Fenomena alam bisa juga jadi suatu daya tarik wisata. Dengan catatan, dibungkus dengan packaging yang memadumadankan gaya hidup, budaya atau tradisi.
Salah satu fenomena yang menarik adalah gerhana Bulan. Beberapa karakteristik gerhana yang satu ini sangat indah untuk diabadikan. Lomba foto artistik pada saat gerhana Bulan, bisa dijadikan atraksi wisata.
Lomba digelar di tempat yang ikonik, bisa gedung tua dengan pelataran luas sehingga memungkinkan untuk hasil foto yang baik. Para fotografer pasti berlomba untuk menyuguhkan gambar bulan dengan foreground tempat ikonik tadi.
Desa-desa wisata bisa menggelar acara liwetan, yang di beberapa tradisi masyarakat Jawa sering diadakan untuk keselamatan para ibu yang sedang hamil.
Di beberapa tempat di Jawa dikenal pula tradisi kotekan, yaitu membunyikan lat musik tradisional dari bambu atau gendang, genjring pada saat gerhana Bulan terjadi. Tradisi ini bisa dikemas dengan menjadi pertunjukan perkusi, atau lomba tetabuhan. Packaging agar menarik bisa pula disatukan dengan beberapa atraksi permainan tradisional.
Taman-taman wisata, gedung bersejarah yang memiliki halaman luas, candi dengan lapangan yang bisa menampung orang banyak, atau bumi perkemahan, memiliki kans untuk bisa menghadirkan atraksi wisata ini.
Atraksi wisata yang berbasisa budaya dan tradisi dengan memanfaatkan fenomena alam sebagai momentum, hanya muncul sekali dua kali dalam setahun. Ini bisa menjadi Garapan serius yang diagendakan setiap tahun.
Hal yang langka terjadi adalah salah satu nilai jual wisata, di tengah kondisi yang umumnya, maaf hanya itu-itu saja yang biasa digarap para operator wisata. (MIM)
Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.
