Para ilmuwan telah lama memprediksi bahwa pemanasan global akan meningkatkan kejadian cuaca ekstrem di seluruh dunia. Contoh terbaru dari peristiwa tersebut adalah banjir di Pakistan, panas ekstrem di Eropa serta kekeringan di Tiongkok, Afrika Timur, Meksiko utara, dan Amerika Serikat sebelah barat.
“Dengan lebih dari satu derajat pemanasan sejak masa pra-industri, kita sudah melihat pola cuaca yang lebih ekstrem,” kata Elizabeth Robinson, direktur Grantham Research Institute di London.
Sementara itu, Kim Cobb, ilmuwan iklim di Brown University di Rhode Island, mengatakan para peneliti sekarang mulai mendapatkan rincian yang lebih tepat tentang kecepatan, ukuran, dan waktu perubahan iklim. Ini termasuk detail tentang bagaimana efek bisa sangat berbeda dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Para ilmuwan biasanya membandingkan suhu global rata-rata saat ini dengan perkiraan untuk periode pra-industri. Saat itulah pembakaran bahan bakar fosil pertama kali mulai meningkat.
Suhu rata-rata global telah meningkat antara 0,9 dan 1,2 derajat Celcius sejak 1850, sebagian besar karena aktivitas manusia. Angka-angka itu berasal dari perkiraan dalam laporan terbaru oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, atau IPCC. Sebagian besar pemanasan itu terjadi sejak 1975, dengan laju 0,15 Celcius hingga 0,2 Celcius per dekade.
Suhu rata-rata pada tahun 2021 adalah 1,3 derajat lebih tinggi dari rata-rata abad ke-20.
Ironinya, kebanyakan orang tinggal di tempat-tempat di mana suhu telah meningkat lebih dari rata-rata global. Itu karena semakin banyak orang yang tinggal di daerah perkotaan. Daerah-daerah ini dapat memerangkap panas karena banyaknya jalan dan bangunan dan karena mereka memiliki lebih sedikit pohon. Pepohonan membantu membuat area menjadi lebih sejuk.
Iklim dan suhu global telah berubah sepanjang sejarah Bumi. Namun, kecepatan perubahan baru-baru ini kian mengkhawatirkan para peneliti.
Beradaptasi dengan peristiwa cuaca berbahaya adalah salah satu cara besar manusia dapat membatasi kerusakan akibat perubahan iklim. Kematian akibat bencana terkait cuaca umumnya menurun jumlahnya secara global. Itu karena prediksi cuaca telah membaik dan karena orang lebih siap. Demikian menurut para ilmuwan.
Robinson, ilmuwan Grantham Research Institute, mengatakan, “Sejauh mana orang dirugikan oleh peristiwa cuaca ekstrem sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah.”(AP/VOA/WAK)

Hobi menyusun kata dan susur gua