Lebih dari 40 negara sepakat pada hari Kamis (4/11/2021) di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Skotlandia untuk berhenti berinvestasi dalam produksi tenaga batu bara selama dua dekade mendatang — tetapi beberapa negara yang paling banyak menggunakan batu bara, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, tidak ikut bersepakat.
Puluhan negara termasuk Inggris, Kanada, Indonesia, Polandia, Korea Selatan, Ukraina, dan Vietnam menjadi bagian dari pakta penghentian batubara dalam konferensi yang dikenal sebagai COP26.
Negara-negara tersebut sepakat untuk menghentikan investasi domestik dan internasional dalam produksi batubara. Negara-negara maju sepakat untuk mengakhiri dukungan mereka pada 2030-an.
“Komitmen hari ini disatukan melalui upaya yang dipimpin Inggris termasuk ‘Pernyataan Transisi Tenaga Batubara Global ke Energi Bersih’ yang baru, mencakup negara-negara maju dan berkembang, pengguna batu bara utama dan negara-negara yang rentan iklim,” demikian bunyi sebuah pernyataan.
“Ini termasuk 18 negara yang berkomitmen untuk pertama kalinya menghentikan dan tidak membangun atau berinvestasi dalam pembangkit listrik tenaga batu bara baru, termasuk Polandia, Vietnam, dan Chili, menandai momen penting di COP26 dalam transisi energi bersih global,” tambah pernyataan itu.
Beberapa pakar iklim mengatakan negara-negara maju harus menghapus batubara lebih cepat, selama tahun 2020-an, untuk mengimbangi tujuan membatasi suhu global hanya 1,5 Celcius di atas tingkat pra-industri.
“Ini bukan pengubah permainan,” Elif Gundüzyeli, koordinator senior kebijakan batubara di kelompok kampanye Climate Action Network Eropa, mengatakan kepada The Guardian.
“Batas waktu penghapusan 2030 harus minimum, dan perjanjian ini tidak memiliki itu. Tidak ada yang mau menaruh uang di batu bara lagi,” tambahnya.
Kwasi Kwarteng, sekretaris bisnis dan energi Inggris, mengatakan komitmen inu memberi negara titik awal untuk mengakhiri penggunaan batu bara.
“Hari ini menandai momen penting dalam upaya global kami untuk mengatasi perubahan iklim ketika negara-negara dari seluruh penjuru dunia bersatu di Glasgow untuk menyatakan bahwa batu bara tidak berperan dalam pembangkit listrik masa depan kami,” kata Kwarteng dalam sebuah pernyataan.
“Dipelopori oleh presidensi COP26, Inggris, komitmen ambisius hari ini yang dibuat oleh mitra internasional kami menunjukkan bahwa akhir dari batubara sudah di depan mata. Dunia bergerak ke arah yang benar, siap untuk menutup nasib batubara dan merangkul manfaat lingkungan dan ekonomi membangun masa depan yang didukung oleh energi bersih.” (UPI/TIL)

Hobi menyusun kata dan susur gua