Jl. Ganda Wijaya Cimahi, Masih Jadi Tempat Belanja Favorit

Jl. Ganda Wijaya Cimahi, Masih Jadi Tempat Belanja Favorit

Share

Sangat Sulit menemukan literatur sejak kapan Jl.Ganda Wijaya menjadi pusat niaga di Cimahi. Namun setidaknya, para pensiunan tantara di Cimahi, yang tahun ini memasuki usia 70, 80 tahunan mengatakan bahwa saat bertugas di sejumlah kesatuan Armed di Cimahi tahun 60-an, jalan tersebut sudah dikenal sebagai pusat niaga.

Melihat sejarah datangnya orang Tionghoa si Cimahi, sekitar tahun 1898, diketahui bahwa sebenarnya pusat niaga pertama kali berada di kawasan Jl. Pacinan. Konon dengan semakin banyaknya pelaku niaga, maka para pebisnis baru (yang tahun persisnya belum diketahui) kemudian menyebrang ke Jl.Ganda Wijaya.

Para pensiunan tentara yang pada tahun 60-an bertugas di Cimahi, terutama para prajurit remaja saat itu, mengatakan pada waktu libur dinas di malam Minggu, selepas nonton di Bioskop Rio, yang tinggal di sebelah selatan Cimahi, pulang ke rumah menyusuri Jl. Ganda Wijaya, yang pada malam hari diramaikan dengan para penjual makanan.

Memasuki tahun 70-an dari catatan perjalanan Tepas.id, Jl. Ganda Wijaya sudah cukup ramai. Terlebih Pasar Antri yang terletak di ujung Jl. Ganda Wijaya, Jl. Sisingamaraja (tepat di Cimahi Mall saat ini) sudah mulai ramai aktifitasnya sejak dini hari.

Pada tahun-tahun tersbut, sampai tahun 90-an Sebagian toko legend yang ada di kawasan tersebut, masih menujukan ornamen masa lalu, seperti Toko Pecinan tahun 20-30 an. Meubeler tempat memajang dagangan nampak antik dan terawatt.

Yang jadi buruan pelanggan, saat itu antara lain Toko Berdikari, toko yang dikenal dengan kualitas pakaian yang ekslusif. Sampai tahun 93, di usianya yang sudah sepuh, koh Chepy, pemilik toko tetap menyedot pelanggan meski beberapa toko modern sudah mulai berdiri.

Toko Berdikari bermetamorfosa juga akhirnya menjadi bangunan modern dan berganti nama menjadi Toko Nusantara, selepas koh Chepy meninggal pertengan dekade 90-an.

Jika di Bandung ada Kopi Aroma, sejak tahun 60-an Cimahi sudah punya toko penjual kopi asli. Namanya Toko Kopi Cangkir. Selain di Jl. Ganda Wijaya Toko Kopi Cangkir membuka kios di lokasi Pasar Antri. Setiap hari Minggu, toko kopi giling tersebut terlihat sangat sibuk melayani pelanggan. Keaslian dengan aromanya yang khas, membuat Toko Kopi Cangkir eksis cukup lama. Ada yang menyebut saat ini pun toko tersbut masih konsisten dengan jual kopi giling.

Jl. Ganda Wijaya juga pernah jadi trend setter di bidang music. Saat itu, Toko Yap adalah toko kaset yang cukup lengkap di Kota Cimahi. Setiap lagu baru yang menjadi top request di radio, dipastikan sudah tersedia di toko itu.

Toko Yap bahkan bekerjasama dengan Radio Unasko untuk menyediakan lagu-lagu baru, terutama yang diprediksi para penyiar saat itu, bahwa lagu baru tersbut akan masuk pada jajaran top hit.

Broadcaster senior, Charles Hornung beberapa waktu lalu menceritakan pada Tepas.id, bahwa setidaknya seminggu sekali, setiap ada album baru, pasti toko tersbut menyediakan kaset khusus untuk Radio Unasko.

Pada masa tahun 70-an dan 80-an, kebetulan masih jarang pula produsen kaset yang secara cepat mengirim kaset sample ke studio-studio radio saat itu karena layanan  pengiriman paket yang belum semenjamur seperti saat ini.

Sekitar medio 80-an sampai jelang tahun 2000, Jl. Ganda Wijaya mulai diramaikan dengan pedagang kaki lima. Semakin lama, semakin banyak, sempai tahun 1997-1999 saat Ramadhan seringkali jalan tersebut ditutup karena akses kendaraan tidak bisa masuk imbas padatnya para pedagang kaki lima.

Pada masa kepemimpinan pertama Itoch Tohija, sebagai walikota Cimahi selepas kota tersbut ditetapkan menjadi kota mandiri setelah sebelumnya menginduk pada Kabupaten Bandung, Jl. Ganda Wijaya dibersihkan dari PKL.

Selanjutnya dengan dijadikannya Jl. Amir Mahmud dari pertigaan Kolmas sampai pertigaan Tagog, menjadi satu arah, maka jalan tersbut menjadi jalan utama jalur Bandung-Padalarang.

Meski demikian, Jl. Ganda Wijaya masih tetap ramai sebagai pusat niaga. Meski sejumlah pusat belanja sudah hadir di Cimahi, toko fashion, toko sepatu, toko elektronik, toko kelontong, masih tetap terlihat ramai.

Yang nyaris tidak tampak adalah bangunan toko-toko jadul khas Pecinan, yang sekarang sudah banyak berganti bangunan baru.

Tempat makan seperti Mie Kocok Ganda Wijaya, Mie Kocok Gang Sempit sudah punah di telan waktu. Padahal tempat makan tersebut, di era 70-80an jadi favorit. Es campur dan es telernya pun gak kalah populer dengan tempat lain yang terkenal di Bandung saat itu.

Tempat makan yang nge-hit, saat ini nampaknya sudah bergeser dari Jl. Ganda Wijaya ke tempat lain.

Namun, bagaimana pun, sampai saat ini Jl. Ganda Wijaya tetap menjadi magnet pengunjung untuk berbelanja. Terutama bagi mereka yang malas ke Bandung. Atau setidaknya bagi masyarakat yang tahu bahwa barang yang dicari, di Jl. Ganda Wijaya pun tersedia. (MIM)

Share
Gogo77
Adam77
Sonitoto
https://157.245.54.14/
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
https://mydaughtersdna.org/