Penjualan Camera DSLR saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) saat ini cukup tinggi. Senin sore (27/06) Balubur Town Square yang dikenal dengan sebutan Baltos, cukup ramai dikunjungi warga Bandung, meski hari itu, hujan turun tanpa henti sejak siang sampai malam.
Di beberapa toko kamera pengunjung datang silih berganti, rata-rata mereka bukan mau beli. Kebanyakan mereka menjual kamera miliknya, atau milik putranya untuk tambahan biaya masuk sekolah pada musim PPDB kali ini.
Baltos bukan satu-satunya tempat jual beli Camera di Bandung, tempat lain berupa mall atau workshop jual kamera yang berada di sejumlah pemukiman juga tidak sedikit dikunjungi warga baik yang menjual atau membeli kamera second yang berkualitas.
Bandung termasuk kota yang ramah untuk jual beli Kamera. Itu kesimpulan Tepas.id setelah berkunjung ke beberapa workshop kamera di Bandung. Yang paling penting terutama saat jual atau beli, pemilik toko atau workshop kamera melakukan pemeriksaan dengan baik dan menjelaskan lebih kurangnya kamera secara fair.
Tokyo Foto yang berlokasi di Baltos mengatakan bahwa jamur baik pada lensa maupun sensor sering menjadi kendala para penjual kamera untuk mendapat harga terbaik. Untuk itu dua hal ini menjadi perhatian. “Jamur pada lensa atau sensor sering jadi minus pak, jadi kalau mau beli atau jual mau gak mau kondisi lensa dan sensor pasti diperiksa paling awal,” kata petugas Tokyo Foto.
Sementara itu CampMeraa Foto di Cibeureum, Kota Cimahi mengatakan tipe-tipe kamera pemula DSLR sering kali mudah turun harganya. Terlebih bila seri produk keluar hampir bersamaan dengan fitur yang tidak terlalu berbeda.
“Masih mending Canon1200D kang, kalau Canon3000D, Canon4000D kan gak jauh beda, terus yang pakai banyak banget, yang jual juga sangat banyak, jadi harganya jualnya seenggaknya 40 sampai 50 persen dari harga beli,” kata CampMeraa, Selasa siang (28/06).
Dudi, salah seorang penghobi fotografi asal Subang, saat dihubungi via Whatsapp di hari yang sama mengatakan, ‘kamera sejuta umat’ memang usernya sangat banyak, umumnya dipakai para pemula yang sering membuat konten di medsos. Setelah merasa terupgrade kemampuannya, umumnya para pengguna kamera low end ini naik kelas ke seri yang fiturnya lebih pro. “kamera ‘sejuta umatnya’ dijual, ganti yang lebih pro, makanya kamera low end pasarnya kenceng, tapi harganya ‘selow’ kang, karena berputar terus. Anak baru klo dah ngerasa lebih ok, dia ganti ke kamera yang lebih pro dan lebih bagus,’ kata Dudi.
Dari sejumlah fotografer dan pebisnis kamera di Bandung, Subang dan Tasikmalaya, umumnya sepakat jual beli kamera di Bandung sangat fair. Mereka apa adanya soal kondisi kamera dan kekurangan serta kelebihan kamera second ini selalu dijelaskan dengan detil. Termasuk bagaimana harus memelihara kamera. Dengan demikian tidak hanya berjual beli, namun pengetahuan pun bisa terupgrade. (WDI/ASS/MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.