Kearifan Lokal Penanda Kemarau, Dari Daun Rontok Sampai Suara Tonggeret

Kearifan Lokal Penanda Kemarau, Dari Daun Rontok Sampai Suara Tonggeret

Share

Bangsa Indonesia selain dikenal memiliki nenek moyang pelaut, juga memiliki kepandaian dalam memanfaatkan kekayaan alam untuk kehidupan sehari-hari. Kekayaan alam tidak hanya dijadikan modal bertahan hidup, namun juga menjadi pertanda akan musim

Jauh sebelum teknologi ditemukan untuk menentukan musim, nenek moyang bangsa kita memakai pertanda alam, untuk melihat musim berganti dari hujan menuju kemarau atau sebaliknya.

Yang paling sering disampaikan turun temurun adalah penanda alam dari musim hujan menuju musim kemarau. Hal ini sangat lah penting mengingat, di beberapa tempat tertentu sering kali air sulit ditemukan saat kemarau. Dengen mengetahui gejala alam akan datangnya musim kemarau, maka masyarakat Indonesia tempo dulu, akan bersiap mencari sumber air.

Tonggeret, sejenis serangga besar yang suaranya sering diidentikan dengan datangnya musim kemarau

Penanda alam yang pertama adalah dengan melihat gejala pada hewan. Diantaranya cacing yang mulai membuat gundukan-gundukan tanah atau tikus yang mulai menggali lubang-lubang di kebun atau di sawah sebagai tempat berlindung. Yang paling mudah adalah dengan bebunyian yang berasal dari serangga bernama Tonggeret (Turaes).

Tonggeret pada jelang dan saat musim kemarau akan berbunyi pada saat pagi dan sore hari. Serangga besar ini, akan mudah ditemukan pada pohon pohon besar atau di sekitar perkebunan dan hutan.

Penanda alam lainnya adalah gugurnya daun tumbuhan tertentu, semisal Flamboyant, Angsana, pohon Jati atau pohon Dangdeur (Randu Alas).

Di kota Cimahi, sejak dahulu sampai sekitar tahun sembilan puluhan, warga sekitar Gunung Bohong sering menjadikan pohon Dangdeur yang ada di gunung tersebut sebagai ciri datangnya musim hujan atau kemarau.

Dari ingatan Tepas.id, dari dulu warga sekitar selalu melihat pohon tersebut intuk mengetahui musim kemarau dengan ciri daun yang gugur dan musim hujan, di mana daun Dangdeur tampak subur dan rindang.

(MIM)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *