Pemerintah dan lembaga kesehatan di seluruh dunia hingga kini masih belum dapat menjawab pertanyaan penting terkait asal-usul virus penyebab COVID-19. Dari mana sesungguhnya sumber virus tersebut?
Minggu ini, ada dua peristiwa menarik terkait asal-muasal COVID-19.
Yang pertama, laporan baru Departemen Energi AS [DOE], yang belum dipublikasikan. Laporan itu menyebut, dengan “keyakinan rendah”, bahwa virus itu dimulai dengan kebocoran laboratorium. Informasi tersebut berasal dari seseorang yang mengetahui laporan tersebut tetapi tidak memiliki izin resmi untuk membahasnya.
Temuan DOE pertama kali dilaporkan pada akhir pekan ini di surat kabar Wall Street Journal.
Yang kedua adalah diskusi dengan Direktur Federal Bureau of Investigation (FBI) Christopher Wray di Fox News. Wray mengatakan bahwa “FBI sudah cukup lama menilai bahwa asal-usul pandemi kemungkinan besar merupakan adanya insiden laboratorium di Wuhan [Tiongkok tengah].”
Namun, Tiongkok menyebut anggapan bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium Tiongkok “tidak berdasar”.
Menanggapi komentar Wray itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, mengatakan bahwa keterlibatan komunitas intelijen AS adalah bukti yang cukup dari “politisasi pelacakan asal COVID.”
Meskipun demikian, sebagian kalangan di komunitas intelijen AS berpendapat bahwa permulaan COVID-19 tetap masih belum jelas.
John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, menggunakan istilah konsensus, yang berarti kesepakatan penuh, untuk menggambarkan permulaan COVID. Dia berkata, “Saat ini tidak ada konsensus di pemerintah AS tentang bagaimana tepatnya COVID dimulai.”
Pada tahun 2021, para pejabat merilis laporan intelijen versi singkat. Dikatakan bahwa empat anggota komunitas intelijen AS percaya dengan keyakinan rendah bahwa virus pertama kali ditularkan dari hewan ke manusia. Anggota kelima percaya dengan keyakinan sedang bahwa infeksi manusia pertama terkait dengan insiden di laboratorium.
Beberapa ilmuwan yakin dengan teori kebocoran laboratorium. Namun, yang lain tetap percaya bahwa virus itu berasal dari hewan, bermutasi, dan melompat ke manusia.
Para ahli mengatakan awal sebenarnya dari pandemi COVID mungkin tidak pernah diketahui selama bertahun-tahun.
Alina Chan, ahli biologi molekuler di Broad Institute of Massachusetts Institute of Technology dan Harvard, mengatakan masuk akal untuk menganggap sumber intelijen terhubung dengan aktivitas di Institut Virologi Wuhan di Tiongkok.
Dia mengatakan proposal penelitian tahun 2018 yang ditulis bersama oleh para ilmuwan di sana serta kolaborator mereka asal AS “pada dasarnya menggambarkan cetak biru untuk virus mirip COVID.”
Chan menambahkan, “Kurang dari dua tahun kemudian, virus seperti itu menyebabkan wabah di Wuhan.”
Institut Wuhan telah mempelajari virus corona selama bertahun-tahun. Itu karena virus serupa seperti SARS telah menimbulkan kekhawatiran luas. SARS adalah coronavirus yang menyebabkan wabah besar mulai tahun 2003. Banyak ahli berpikir bahwa coronavirus bisa menjadi penyebab pandemi berikutnya.
Tidak ada badan intelijen yang mengatakan mereka yakin virus corona yang menyebabkan COVID-19 sengaja dirilis.
Chan, yang ikut menulis buku tentang pencarian awal COVID-19, mengatakan bahwa kecelakaan laboratorium sering terjadi secara mengejutkan.
Dia menambahkan, “Banyak orang tidak benar-benar mendengar tentang kecelakaan laboratorium karena tidak pernah dibicarakan secara terbuka.”
Chan berpendapat bahwa kecelakaan seperti itu menunjukkan ada kebutuhan untuk membuat pekerjaan dengan patogen yang sangat berbahaya menjadi lebih transparan dan lebih akuntabel.
Tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan penyelidikan lebih dalam terhadap kemungkinan kecelakaan laboratorium terkait COVID. Chan mengatakan dia berharap laporan terbaru mengarah pada penyelidikan lebih lanjut di Amerika Serikat.[VOA/WAK]
Hobi menyusun kata dan susur gua
