Tiblisi (Georgia) dan Guadalajara (Meksiko) dinobatkan sebagai Ibukota Buku Dunia. Tiblisi menyandang titel ini untuk tahun 2021, sementara Guadalajara untuk tahun 2022.
Penobatan kedua kota ini sebagai Ibukota Buku Dunia dilakukan oleh Direktur Jenderal UNESCO (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan pendidikan, sains dan kebudayaan), Audrey Azoulay, berdasarkan rekomendasi dari World Book Capital Advisory Committee, yang bertemu di Swiss pada Juni 2019 silam.
Sejak ditetapkannya Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, pada tahun 1996, UNESCO kemudian menetapkan pula Ibu Kota Buku Dunia — dimulai pada tahun 2001.
Sejak saat itu, saban tahun terpilih satu kota yang berhak menyandang gelar sebagai Ibukota Buku Dunia.
Salah satu tujuan diselenggarakannya pemilihan Ibukota Buku Dunia yakni untuk mendorong budaya membaca dan menyebarkan budaya literasi ke segala usia dan kelompok penduduk, baik di dalam dan di luar batas negara.
Madrid (Spanyol) menjadi kota pertama yang dianugerahi sebagai Ibukota Buku Dunia oleh Unesco.
Setelah itu, menyusul kemudian Alexandria (2002), New Delhi (2003), Antwerp (2004), Montreal (2005), Turin (2006), Bogota (2007), Amsterdam (2008), Beirut (2009), Ljubljana (2010), Buenos Aires (2011), Yerevan (2012).
Berikutnya, Bangkok (2013), Port Harcourt (2014), Incheon (2015), Wroclaw (2016), Konakry (2017), Athena (2018), Sharjah (2019), Kuala Lumpur (2020), Tiblisi (2021), dan Guadalajara (2022).
Jakarta dan Bandung sempat mengajukan agar terpilih sebagai Ibukota Buku Dunia. Jakarta mengajukan untuk tahun 2022. Sedangkan Bandung untuk tahun 2017. Namun, keduanya gagal terpilih.
Kita doakan semoga keduanya suatu saat akhirnya dapat meraih gelar sebagai Ibukota Buku Dunia, sehingga mampu ikut berkontribusi dalam mengerek budaya baca masyarakat di negara kita, yang notabene masih cukup rendah.(WAK)

Hobi menyusun kata dan susur gua