KPAI Dorong Evaluasi Kebijakan PTM di Tengah Merebaknya Hepatitis Akut

KPAI Dorong Evaluasi Kebijakan PTM di Tengah Merebaknya Hepatitis Akut

Share

Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui Dinas-Dinas Kesehatan diharapkansegera melakukan  sosialisasi dan edukasi kepada para orangtua terkait informasi jelas tentang hepatitis akut  dan upaya pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, memastikan prokes, mengenali tanda atau gejala awal Penyakit ini, dll.  Hal itu disampaikan Komisioner KPAI, Retno Listyarti, Rabu, (11/05) menanggapi isu merebaknya hepatitis misterius belakangan ini.

Seperti diketahu[, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (acute hepatitis Of unknown Aetiology).

SE Kemenkes tersebut, kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas-Dinas kesehatan di berbagai daerah dengan mengeluarkan SE kepada puskesmas-puskesmas dan rumah sakit di daerah setempat untuk meningkakan kewaspadaan terhadap hepatitis akut.

Retno mengatakan, saat ini PTM sudah dimulai, kemungkinan sekolah tidak mempersiapkan secara khusus untuk antisipasi hepatitis misterius, karena tidak ada petunjuk khusus juga dari Kemendikbudristek, Kemenag maupun Dinas-Dinas Pendidikann. Namun, karena sudah terkondisi pandemi Covid 19, maka Persiapan prokes selama ini bisa digunakan untuk antisipasi, hanya saja sekolah harus memastikan kepatuhan prokes warga sekolah selama PTM berlangsung.

Sekolah dapat bekerjasama dengan Puskesmas terdekat dapat membantu pemerintah daerah untuk mensosialisasi pencegahan virus  hepatitis akut tersebut yang utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.

Untuk mencegah penularan dari saluran pencernaan maka sekolah dapat menghimbau warga sekolah dan para orangtua untuk menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat.

”sebaiknya orangtua  membekali anak-anak ke sekolah dengan makanan dan minuman dari rumah, jangan jajan atau beli sembarangan.  Selain itu, pemerintah juga melakukan monitoring dan evaluasi PTM saat ini. Jangan 100 persen lagi agar dapat melihat perkembangan kasus hepatitis misterius ini dan sebagai bentuk pencegahan,” kata Retno.

Retno juga berharap agar Dinas Pendidikan bersama Dinas Kesehatan dapat mensosialisasi pencegahan dan penanganan hepatitis akut melalui sekolah kepada peserta didik, pendidik dan para orangtua untuk dipahamkan tentang gejala-gejala awal penyakit hepatitis akut dan tindakan apa yang harus dilakukan para orangtua ketika anaknya menunjukkan gejala-gejala awal hepatitis akut.

Ia juga mengatakan, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis akut sedini mungkin, agar anak segera mendapatkan pertolongan medis. Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil. (RIL/KPAI/MIM)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *