Perubahan pola makan dapat ikut mengatasi perubahan iklim. Mengkonsumsi lebih sedikit daging atau tidak mengkonsuminya sama sekali akan ikut melindungi Bumi dari kerusakan lebih parah.
Pola makan yang banyak mengkonsumsi daging bukan cuma meningkatkan risiko obesitas, kanker dan penyakit jantung, tetapi juga berisiko membuat Bumi yang kita tinggali bertambah sakit.
Menurut Greenpeace, sektor peternakan — sapi, babi, dan ayam –menghasilkan emisi gas rumah kaca sebanyak gabungan semua mobil, truk, dan mobil di seluruh dunia.
Faktanya, peternak sapi telah menebang habis jutaan kilometer persegi hutan untuk merumput, menghancurkan penyerap karbon alami.

Greenpeace menyebut pihaknya tidak menganjurkan agar setiap orang menerapkan pola makan tanpa daging sesegera mungkin.
“Tetapi kita semua harus mengembangkan “kesadaran daging” dan mengurangi tingkat daging dalam makanan kita,” tulis Greenpeace dalam sebuah laporannya.
Menurut Greenpeace, beralih ke lebih banyak makanan nabati sangat penting untuk memerangi perubahan iklim, polusi tanah, polusi udara dan polusi air, zona mati laut, dan segudang masalah lain yang disebabkan oleh produksi industri peternakan.
“Jika kita memutuskan untuk makan lebih sedikit dengan daging atau mengkonsumsi lebih sedikit susu setiap minggu, kita dapat memiliki dampak yang sangat besar pada kesehatan kolektif kita dan kesehatan planet ini,” papar laporan Greenpeace.
Untuk mengurangi konsumsi daging, Greenpeace menyarankan agar menjadikan buah dan sayuran segar sebagai bagian terbesar diet kita.(WAK)

Hobi menyusun kata dan susur gua