Lebaran 2022 jadi moment paling berbahagia bagi Muslim Indonesia, setelah 2 tahun sebelumnya tertahan untuk melaksanakan mudik karena pandemi Covid-19.
Setidaknya bagi masyarakat bawah jadi paling istimewa karena Lebaran kali ini jadi momentum penyambung rizki setelah tahun sebelumnya ekonomi begitu terhambat karena harus berada di rumah.
Itu yang tergambar dari obrolan Tepas.id bersama Ujang, salah satu penjual bunga tabur di salah satu pemakaman di Kota Cimahi yang sangat ramai dikunjungi pejiarah. Ujang menuturkan, ia memang pedagang musiman. Setiap Lebaran selalu berjualan bunga tabur dan air untuk para pejiarah.
“Kalau dari luar kota mah, pasti beli di sini. Beda sama warga sekitar yang biasanya bawa sendiri. Alhamdulillah hari pertama habis, hari ini juga tinggal sedikit,” kata Ujang. Ditanya soal pendapatan selama dua hari, ia hanya tersenyum seraya berkata bahwa niatnya hanya membantu warga luar kota yang tidak membawa bunga tabur. Menurutnya, setidaknya untuk tambahan ke ‘dapur’ bisa meringankan istri di rumah untuk dua, tiga hari.

Lain lagi dengan cerita bengkel motor sederhana di lintasan mudik Limbangan. Sebutlah pria yang mengaku Bernama Toto, yang membuka bengkelnya 24 jam selama masa mudik. Ia mengatakan ada saja motor yang dipakai mudik terkendala saat di dalam perjalanan.
“Yang tambah angin, yang bocor paling banyak. Muatannya seabreg-abreg atuh da. Wajar kempes atau bocor, karena perjalanan sangat jauh,” kata Toto. Ada juga beberapa yang bermasalah di rantai dan mereka yang ganti oli. Paling tidak keberadaan Toto, membantu para pemudik memperlancar perjalanannya karena Toto tidak hanya membantu memperbaiki kerusakan kecil, tapi juga acap kali memberi tips bagaimana perjalanan nyaman selama berkendara cukup jauh.
Lain Toto dan Ujang, lain juga keceriaan pemudik. Di tengah padatnya jalur Limbangan arah Tasikmalaya, terlihat sejumlah kendaraan mudik bak terbuka digunakan untuk mudik. Agar tidak panas, di bagian bak dipasangi terpal.

Pengemudi salah satu mobil bak terbuka yang minta dipanggil Abah, mengungkapkan kalau harus sewa kendaraan pasti harganya cukup mahal karena banyaknya permintaan. Dengan keluarga yang tidak terlalu banyak, ia merasa dengan mobil bak terbukanya sudah cukup untuk membawanya bersama keluarga menuju ke Ciamis.
“Lagian abah mah jalannya pagi jang, jadi moal keujanan. Di Ciamis nanti nginap, Kamis pagi baru kembali ke Cianjur,” kata Abah, yang mengaku cukup menikmati perjalanan, meski beberapa titik masih padat oleh pemudik.
Itulah gambaran bahwa Bahagia itu sederhana. Menikmati perjalanan hidup apa adanya. Tidak terlalu terbebani dengan hidup yang masih sulit di ujung pandemi ini. Itu pula yang terlihat dari pancaran pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman di jalur-jalur mudik antara Cianjur sampai Ciamis. Mereka mengaku mudik kali ini membawa berkah dan mereka Bahagia karena selepas bermaafan bersama keluarga dan tetangga, bisa memanfaatkan momentum mudik untuk mengais rizki. (MIM/AGG/TRY/GUS/Foto Dok Tepas.id)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.