Cek dulu deh, kali aja ada di antara rekan kerja Anda yang suka marah-marah atau gampang depresi. Jangan-jangan dia sering terjebak macet di jalan. Tapi, bener gak sih macet bisa jadi penyebab kesehatan mental terganggu?
Sebuah multi level analisis yang dibuat tahun 2004 dan dipublikasikan di the journal Social Science and Medicine, menunjukan hasil studi bahwa mereka yang tinggal di daerah yang padat dan tingkat kemacetan yang luar biasa, cenderung memiliki gejala depresi yang tiba-tiba muncul saat kemacetan panjang terjadi.
Salah satu sampel studi yang dilakukan di Kota Sanandaj, Iran dan diterbitkan di Journal of Transport and Health, menunjukkan bahwa kemacetan dapat meningkatkan stress dan kecemasan. Pada tingkat lebih lanjut, stress dan kecemasan tersebut bisa mengikis kesadaran sosial, sehingga bisa pula memicu pada tindakan anti sosial.
Yang mengejutkan, dari penelitian tersebut, kecemasan dan stress akibat kemacetan lalu lintas tersebut, bisa merenggangkan hubungan hangat dalam rumah tangga. Logikanya, setelah macet saat pulang kerja, boro-boro pengen ngobrol sama anggota keluarga. Yang ada, pengen rebahan buat redakan stress.
Sejumlah psikolog klinis mengatakan pula bahwa saat stress dan cemas yang muncul imbas macet di jalanan bisa meningkatkan tekanan darah, sehingga mungkin pula mereka yang terlalu sering terjebak macet, mengidap hipertensi. (MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.