Para peneliti mengatakan mereka telah menemukan bukti baru bahwa Mars pernah memiliki lautan utara yang luas. Temuan ini menambah bukti yang ada bahwa Mars kuna memiliki kondisi yang tepat untuk mendukung beberapa bentuk kehidupan.
Saat ini, Mars memiliki iklim gurun yang dingin. Jenis air apa pun di sana diyakini berbentuk es karena suhu planet yang sangat dingin sekarang ini. Tetapi ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa sungai, danau, dan bahkan lautan pernah ada di Mars.
Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2015 oleh badan antariksa Amerika (NASA) menunjukkan bahwa 4,3 miliar tahun yang lalu, Mars kemungkinan memiliki lautan yang menutupi hampir setengah dari belahan utara Mars.
Studi lain yang didukung NASA, yang diterbitkan pada bulan Januari, memperkirakan bahwa tiga miliar tahun yang lalu, iklim di sebagian besar belahan bumi utara planet ini sangat mirip dengan Bumi saat ini. Studi tersebut mencatat bahwa pada saat itu, Mars kemungkinan memiliki atmosfer yang jauh lebih tebal daripada hari ini dan memiliki lautan utara yang aktif.
Sekarang, dua peneliti Amerika telah merilis satu set peta yang mereka katakan memberikan bukti lingkungan baru dari lautan purba yang besar di belahan bumi utara dataran rendah Mars.
Tim mengumpulkan data dari citra satelit Mars. Mereka kemudian menggabungkan gambar-gambar ini untuk membuat peta topografi belahan bumi utara planet ini.
Dengan menggunakan peta ini, para peneliti mengatakan mereka dapat mengumpulkan bukti garis pantai yang berada di tepi badan air besar sekitar tiga setengah miliar tahun yang lalu.
Para ilmuwan baru-baru ini menerbitkan temuan mereka tersebut di Journal of Geophysical Research: Planets.
Tim mengatakan menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Survei Geologi Amerika Serikat untuk memetakan data yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa yang dioperasikan oleh NASA. Penelitian ini menemukan lebih dari 6.500 kilometer pegunungan di Mars yang diyakini terbentuk oleh air yang mengalir.
Para ilmuwan mengatakan pegunungan kemungkinan mewakili bukti sisa sistem sungai yang terkikis dan dasar laut kuno. Tim tersebut mengatakan penelitiannya juga menunjukkan tingkat sedimen yang besar, memberikan bukti lebih lanjut tentang lautan yang luas.
Benjamin Cardenas, salah satu penulis penelitian ini, yang juga profesor geosains di Penn State University di Pennsylvania, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa area Mars yang dipelajari –sekarang dikenal sebagai Aeolis Dorsa — berisi “kumpulan terpadat” dari pegunungan air yang terbentuk di planet ini.
Cardenas mengatakan temuan penelitian menunjukkan kemungkinan lautan di daerah Mars itu sangat aktif dan menarik.
“Kawasan laut tersebut dinamis. Permukaan air laut naik secara signifikan,” katanya. “Batu diendapkan di sepanjang cekungannya dengan kecepatan tinggi. Ada banyak perubahan yang terjadi di sini,” sambungnya.
Cardenas menambahkan bahwa area di planet kita yang mengandung pegunungan dan sedimen yang terbentuk dari air memberikan banyak informasi berguna kepada para peneliti tentang iklim dan bentuk kehidupan suatu daerah.
“Jika para ilmuwan ingin menemukan catatan kehidupan di Mars, lautan sebesar yang pernah menutupi Aeolis Dorsa akan menjadi tempat paling logis untuk memulainya,” jelasnya.
Tim peneliti mencatat bahwa tujuan utama penjelajah Mars NASA, Curiosity, adalah untuk mencari tanda-tanda kehidupan purba di planet ini. Saat ini, Curiosity beroperasi di dalam Kawah Gale planet, yang berada di belahan selatan Mars. Di masa lalu, para peneliti juga menemukan bukti sistem air masa lalu di sekitar Kawah Gale.
Selain memberikan lebih banyak bukti tentang lautan besar, Cardenas menyimpulkan studi baru ini juga memberikan informasi yang berguna tentang iklim kuna dan sejarah perkembangan Mars.
“Berdasarkan temuan ini, kami tahu pasti ada periode ketika temperatur cukup hangat dan atmosfer cukup tebal untuk mendukung air sebanyak ini pada satu waktu,” katanya.(VOA/WAK)

Hobi menyusun kata dan susur gua