Semenjak Covid19 merebak di bulan Maret, Fadillah, penjual tahu gejrot (penganan khas Cirebon) jarang terlihat. Nyaris 4 bulan lamanya pria asal Cirebon ini tidak terlihat wira-wiri menjajakan dagangannya di sekitar Pasteur kota Bandung. Di penghujung tahun 2020 lalu, tepas.id berkesempatan mencicipi kembali racikan tahu gejrotnya. Itu juga jadi ajang pamitan karena ia akan ke Cirebon dulu dan baru akan mengais rejeki pada bulan Januari 2021.

Fadillah bercerita bahwa pada masa pandemi Covid19, omsetnya termasuk terjun bebas. Namun ia pasrah mengais rejeki meski berkurang pembelinya. Hanya pembeli-pembeli yang sudah akrab yang masih mencicipi penganan racikannya itu.
Fadil, begitu dia akrab disapa, akan melihat situasi dulu. Ia istilahkan akan memantau Bandung dari desa. Bila sekiranya kondusif akan kembali ke Kota Kembang. Namun bila dirasa tidak menguntungkan, ia sementara akan nyawah dulu, dan ikut membantu istri di warungnya.
Yang terpenting bagi Fadillah adalah ia tetap berupaya mengais rejeki, meskipun pasrah karena kondisi saat ini memang tidak menentu. “Jangankan pedagang, perusahan gede aja banyak yang phk karyawannya kang,” ungkapnya.
Fadillah hanya sebagian kecil potret pedagang keliling yang masih berupaya mengais rejeki di tengah pandemi Covid19. Di Bandung masih banyak Fadillah-Fadillah lainnya yang terus berjuang di tengah masa sulit seperti sekarang ini. Ada yang tumbuh meski tersendat, ada juga yang kemudian menyerah menunggu waktu yang tepat untuk kembali berjuang. (MIM)

Hobi menyusun kata dan susur gua