Mengadopsi praktik fesyen berkelanjutan [sustainable fashion] menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan terciptanya kehidupan yang berkelanjutan [sustainable living]. Bagaimana caranya?
Tak diragukan, semua aktivitas dalam kehidupan kita senantiasa membawa implikasi bagi lingkungan. Tak terkecuali dengan aktivitas yang terkait dengan urusan busana alias fesyen.
Sebagai contoh, sekadar mencuci pakaian saja berimbas pada penambahan mikroplastik yang mencemari lingkungan. Mungkin tidak pernah kita sadari, bahwa di balik busana-busana yang kita pakai dan kita cuci saban hari itu terkandung serat-serat mikroplastik.
Nah, saat kita mencuci pakaian kita, sebagian serat mikroplastik yang ada di pakaian itu turut larut bersama air dan akhirnya mencemari lingkungan. Diperkirakan sekitar 500.000 ton serat mikroplastik yang bersumber dari pakaian mencemari lautan setiap tahunnya. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 50 miliar botol plastik. Laporan tahun 2017 dari International Union for Conservation of Nature [IUCN] memperkirakan bahwa 35 persen dari semua mikroplastik di lautan berasal dari hasil pencucian tekstil sintetis seperti polyester.
Sementara itu, menurut sebuah kajian yang hasilnya dipublikasikan oleh Business Insider, seperti dikutip earth.org, industri fesyen menyumbang sekitar 10 persen dari total emisi karbon global. Ini setara dengan emisi karbon yang dihasilkan oleh Uni Eropa.
Tak cuma itu, industri ini juga menyedot sumber air dalam jumlah yang terbilang tidak kecil. Untuk memproduksi satu kemeja katun saja dibutuhkan sekurangnya 700 galon air. Adapun untuk memproduksi satu celana denim dibutuhkan sekitar 2.000 galon air.
Laporan dari Quantis International, beberapa waktu lalu, menyimpulkan bahwa ada tiga pendorong utama dari implikasi polusi global yang terkait dengan industri fesyen. Yang pertama, pewarnaan dan finishing [36 persen], persiapan benang [28 persen], dan produksi serat [15 persen].
Laporan tersebut juga menegaskan bahwa produksi serat kain memiliki dampak tertinggi terhadap penipisan sumber daya, karena proses-prosesnya yang intensif energi dan menggunakan bahan bakar fosil.
Apa yang bisa kita lakukan?
Langkah-langkah untuk membuat industri fesyen agar lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan wajib kita ikhtiarkan. Pada prinsipnya, sustainable fashion merujuk pada produk, proses, aktivitas, serta para pemangku kepentingan [pembuat kebijakan, pemegang brand, konsumen] yang bertujuan untuk mewujudkan sektor fesyen yang netral karbon berdasarkan kesetaraan, keadilan sosial, kesejahteraan, dan integritas ekologi. Karenanya, sustainable fashion mencakup seluruh proses siklus hidup produk fesyen, mulai dari cara pakaian diproduksi, dikonsumsi, hingga dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Sebagai individu, kita dapat mengadopsi praktik sustainable fashion dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut, demi mewujudkan kehidupan yang lebih berkelanjutan.
Pertama, berbelanja di toko barang seken. Banyak toko pakaian, baik daring maupun luring, yang menjual pakaian atau busana yang masih layak pakai. Membeli busana di toko barang seken adalah salah satu opsi yang mendukung fesyen berkelanjutan lantaran kita turut memperpanjang usia pakai busana. Sisi positif lainnya, dengan beberlanja pakaian seken, tak menutup kemungkinan kita dapat menemukan koleksi-koleksi busana yang unik yang mungkin tidak dimiliki orang lain.

Kedua, pertimbangkan konsumsi air. Seperti disebut di muka, industri tekstil mengkonsumsi air yang tidak sedikit. Kita semua harus lebih peduli dengan jejak konsumsi air dari pakaian atau busana yang kita beli. Kapas organik, misalnya, mengkonsumsi air jauh lebih sedikit daripada kapas konvensional. Begitu juga dalam soal penggunaan pewarna. Penggunaan pewarna rendah air tentu akan ikut semakin meminimalkan penggunaan air. Maka, tak ada salahnya kita mengetahui mana kain yang dalam proses produksinya mengkonsumsi lebih banyak air, dan mana kain yang dalam proses produksinya mengkonsumsi lebih sedikit air.
Ketiga, jangan cepat membuang pakaian. Ketika busana yang kalian gunakan sudah tidak cocok atau kalian merasa bosan dengan busana itu maupun busana itu sudah sedikit usang atau robek, pikirkan untuk tidak segera mencampakkannya ke tempat sampah. Sebagai gantinya, pertimbangkan hal-hal berikut.
- Jika hanya robek atau berlubang, cobalah perbaiki atau menambalnya.
- Kalau bosan atau menganggap modenya sudah usang, kenapa tidak disumbangkan saja. Kerabat atau teman maupun tetangga boleh jadi masih membutuhkan busana itu.
- Menjual kembali adalah opsi lainnya yang bisa kalian lakukan. Sekarang, ada banyak situs web yang menerima pakaian seken yang masih berkualitas.
- Guna menghindari menumpuknya pakaian yang sudah tidak terpakai, pertimbangkan pula untuk menyewa baju untuk acara sekali pakai. Banyak tempat jasa penyewaan busana. Ketimbang membeli baju yang hanya sekali dipakai saja dan kemudian terus dibiarkan, alangkah baiknya menyewa saja.
Keempat, merawat pakaian dengan baik. Upayakan merawat pakaian dengan baik. Pasalnya, tindakan ini akan turut memperpanjang usia pakaian sehingga akan meminimalkan jejak karbon dan mengurangi sampah pakaian. Cucilah pakaian dengan menggunakan air dingin secukupnya dan biarkan mengering di udara terbuka secara alami. Ini akan membantu pakaian tetap terlihat seperti baru dan awet. Simpan pakaian di tempat yang tepat sehingga terlindungi dari paparan sinar matahari, hama, maupun debu.
Memilih pakaian dengan bahan alami
Selain langkah-langkah tersebut, yang tak kalah pentingnya yaitu memilih pakaian dengan bahan alami yang berkelanjutan. Saat membeli pakaian, sebisa mungkin hindari membeli pakaian berbahan kain sintetis seperti polyester. Kenapa? Polyester bersumber dari bahan bakar fosil dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa kembali terurai. Dan ini tentu tidak baik bagi lingkungan. Sebagai gantinya, pilihlah pakaian berbahan alami seperti katun atau viscose rayon.
Khusus terkait viscose rayon, ia bahkan disebut-sebut sebagai bahan kain masa depan bagi industri fesyen karena diyakini membawa spirit keberlanjutan sehingga dapat ikut membantu mewujudkan kehidupan yang lebih berkelanjutan di Bumi kita.
Selain ramah lingkungan, viscose rayon, yang merupakan serat benang yang berasal dari pohon dan dapat terurai secara alami, juga memiliki karakter sejuk, nyaman, warna yang lebih cerah serta dapat digabung dengan bahan mentah tekstil lainnya.
Di samping itu, viscose rayon juga dapat diaplikasikan ke berbagai produk seperti alat-alat kebutuhan rumah tangga hingga alat kesehatan dan kecantikan.
Salah satu produsen viscose rayon adalah Asia Pacific Rayon [APR], yang merupakan bagian dari Royal Golden Eagle Group [RGE]. Viscose rayon produksi APR berasal dari perkebunan pohon akasia dan telah bersertifikasi.

Seperti diketahui, untuk memastikan bahwa suatu barang benar-benar ramah lingkungan, diperlukan sertifikasi. Untuk viscose rayon, sertifikasinya berasal Forest Stewardship Council. Adapun untuk katun, berasal dari Global Organic Textile Standard.
Pada akhirnya, kehidupan yang berkelanjutan di Bumi ini sepenuhnya ditentukan oleh kita semua. Ikhtiar untuk mewujudkan Bumi yang lebih bersih, lebih sehat, lebih asri, dan lebih layak huni dapat kita lakukan antara lain dengan mempraktikkan sustainable fashion alias fesyen berkelanjutan. Salah satunya yaitu dengan jalan memilih pakaian berbahan alami seperti viscose rayon.
Referensi:
[1] APR. 2022. Why Viscose Fabric Is the Future of the Fashion Industry.
[2] EIM. 2023. What Is Sustainable Fashion? Why Does It Matter and How to Achieve It?
[3] Hayden Hill. 2022. 9 Ways to Pracyice Sustainable Fashion.
[4] Immago. 2022. What Is Sustainable Fashion and Why Is It So Important?
[5] Kahfi Dirga Cahya dan Bestari Kumala Dewi. 2019. Viscose Rayon, Kunci untuk Industri Sustainable Rayon.
[6] Rashmila Maiti. 2023. Fast Fashion and Its Environmental Impact.

Bloger paruh waktu