Mempersiapkan Mudik Yang Nyaman

Mempersiapkan Mudik Yang Nyaman

Share

Diizinkannya  mudik oleh Pemerintah, membuat warga di perantauan lega, meski sejumlah syarat berkenaan situasi pandemi Covid-19 yang belum dicabut statusnya oleh pemerintah, harus dilaksanakan oleh para pemudik.

Waktu yang masih belasan hari ke depan menuju Lebaran, harus dioptimalkan untuk mempersiapkan mudik  Lebaran agar terasa nyaman. Setidaknya persiapan pemilihan moda transportasi, mengantisipasi kondisi jalan, dan menjaga kondisi fisik.

Memilih Moda Transportasi

Dari beragam transportasi yang ada, jelang hari H, untuk transportasi umum kereta api sudah dibuka sejak awal April untuk pemesanan sampai H-2 Lebaran. Dari amatan Tepas.id melalui KAI Akses pada Minggu (17/04), untuk pemberangkatan sampai 30 Mei 2022 rata-rata seratusan lagi kursi yang tersisa, untuk kelas bisnis dan ada sekitar tiga ratusan  kursi tersisa untuk kelas ekonomi.

Cepatnya terbooking dari kursi yang disediakan PT KAI adalah karena mudahnya pemesanan yang bisa dilakukan melalui aplikasi. Oleh karenanya, untuk yang belum memesan kereta api, sebaiknya cepat menentukan waktu perjalanan agar tidak kehabisan tiket.

Sementara itu untuk bus, bisa menghubungi agen terdekat, karena bus pun sejak jauh-jauh hari sudah membuka pemesanan keberangkatan untuk mudik. Umumnya baik bus maupun kereta api seminggu jelang Lebaran pun sudah penuh.

Untuk kendaraan pribadi baik R4 maupun R2  tetap menjadi pilihan bagi mereka  yang merasa lebih nyaman tidak bertransportasi umum. Kabar baiknya untuk mereka yang akan melakukan perjalan mudik dari Jawa Barat ke Jawa Tengah dan Timur, saat ini jalur selatan baru di pinggir pantai selatan sudah terbangun dengan apik sejak Bayah sampai Pacitan via Sindang Barang, Pameungpeuk, Cilacap, Kebumen, Wonosari samapai Pacitan.

Hanya saja Anda harus mempertimbangkan logistik maupun BBM, karena masih baru tentu sarana dan prasarananya masih belum selengkap di jalur selatan lama.

Mempersiapkan Kondisi Fisik Pemudik

Tidak hanya pengemudi yang harus menyiapkan kondisi fisik, penumpang baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum tetap harus menyiapkan kondisi fisik. Kecuali transportasi kereta api dan Udara yang ‘bebas’ hambatan, penumpang bus dan kendaraan pribadi harus dalam kondisi bugar.

Kendala kemacetan yang seringkali tidak terduga bisa menjadi penyebab kelahan. Stress akibat macet bisa menurunkan kebugaran, imbasnya mood dan konsentrasi terganggu. Agar kondisi kebugaran tidak terganggu akibat stress imbas macet, sebaiknya pengendara bisa memilih jalan alternatif untuk menghindarkan macet.

Stress saat perjalanan jangan dianggap enteng. BIla tidak cepat dipulihkan, kesehatan fisik bisa pula terganggu di hari berikutnya. Tentunya bila kesehatan terganggu, Lebaran yang harusnya happy bisa terganggu.

Pemilihan jam sangatlah krusial, apalagi bila Anda berkendaran pribadi dengan kondisi masih menjalankan puasa. Mengatasi menurunnya konsentrasi dan kelelahan akibat kurangnya asupan, sebaiknya pengendara memilih separuh perjalanannya setelah buka puasa. Artinya jika Anda berangkat sore hari, sekitar pukul 15.30 maka hanya dua jam  setengah berkendara, Anda sudah bisa mengisi asupan makanan yang berdampak pada kebugaran tubuh selama berkendara. Pun jika mengambil jalur tol trans Jawa, sisa waktu menuju kampung halaman tidak akan terlalu larut malam. Setidaknya untuk wilayah Jawa Tengah, sebelum tengah malam sudah sampai.

Aman Berkendara Wajib Dilakukan

Untuk transportasi umum, tidak perlu khawatir, karena jelang mudik, dinas terkait sudah melakukan cek terhadap moda transportasi yang akan digunakan untuk mudik. Untuk kendaraan pribadi pengecekan mesin, vihacle kit, kelayakan part kendaraan jadi hal yang paling utama dipersiapakan, setidaknya meminimalisir kedala teknis yang bisa membuat perjalanan Anda terganggu.

R2 sebenarnya tidak disarankan untuk perjalanan jauh, namun karena hobby atau tidak ada alternatif lain kendaraan ini setiap tahunnya masih banyak digunakan untuk mudik. Agar aman selain cek kendaraan, perlu juga antisipasi keamanan sepanjang perjalanan, apalagi seringkali R2 tidak melintas dijalur utama dan lebih memilih jalur alternatif.

Mengetahui kondisi rute perjalanan menjadi wajib bagi para pemudik R2. Pun, sebaiknya tidak berangkat sendiri. Setidaknya tiga sampai empat rombongan pemotor akan membuat suasana lebih terasa aman, terlebih, umummnya pemudik R2 sering berangkat pada malam hari.

Meski demikian biasanya, di jalan jumlah rombongan akan bertambah. Budaya para pemudik R2 sering menemukan teman seperjalanan yang kemudian berangkat ke kota tujuan yang sama. Biasa mereka bertemu di rest area atau tempat publik lainnya.

Meski kenal di perjalanan, atau  di mudik sebelumnya sempat bertemu, biasanya para pemudik R2 saling menjaga, mengawal dan saling memberi arahan agar pejalanan tetap aman dan selamat. Budaya ini sudah berlangsung sejak lama.

Yang juga perlu diperhatikan oleh para pemudik, sebaiknya tidak membawa muatan melebihi kapasitas muat kendaraa. Tidak hanya potensi kecelakaan, kelebihan muat lambat laun akan merusak fungsi fungsi penting pada kendaraan. Kenapa tidak sebelum berangkat mudik, muatan yang memang harus dibawa dikirim saja melalui jasa pengiriman. Dengan demikian, mudik Anda bisa leluasa dan kendaraan tidak dipaksa bekerja keras karena muatan yang berlebih. (MIM)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *