Seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan akan plastik, jumlah sampah plastik yang kita hasilkan dan mencemari lingkungan kita kian meningkat pula.
Bukan cuma mencemari daratan, sampah plastik juga mencemari kawasan perairan kita. Setiap tahun, diperkirakan 8 juta ton sampah plastik mengotori lautan. Jika jumlah tersebut tidak berkurang, maka pada tahun 2025 mendatang akan ada sekurangnya 1 ton sampah plastik untuk setiap 3 ton ikan, dan pada tahun 2050, jumlah sampah plastik justru akan melampaui jumlah ikan yang ada di lautan. Dengan kata lain, lautan akan lebih banyak dipenuhi sampah plastik daripada ikan.
Terdorong untuk ikut mengatasi sampah plastik, khususnya yang berupa mikroplastik, sekelompok ilmuwan Tiongkok kini sedang mengembangkan ikan robot yang dapat menghilangkan partikel mikroplastik dari lingkungan air.
Para ilmuwan Tiongkok itu meyakini bahwa proyek ikan robot yang sedang mereka kembangkan dapat membantu dalam ikut membersihkan polusi plastik di lautan di seluruh dunia.
Proyek ikan robot diinisiasi oleh tim ilmuwan di Universitas Sichuan, di barat daya Tiongkok. Menurut tim ilmuwan Universitas Sichuan, ikan robot telah bekerja dengan cukup baik di perairan dangkal dan mereka berencana untuk melakukan lebih banyak uji-coba di perairan yang lebih dalam.
Ikan robot karya ilmuwan Universitas Sichuan memiliki panjang sekitar 1,3 sentimeter. Terbuat dari senyawa kimia lunak dan dirancang untuk menyerap mikroplastik saat bergerak di air. Hasil uji-coba ikan robot ini dipublikasikan di jurnal Nano Letters, baru-baru ini.
Dalam laporan hasil uji-coba dijelaskan bahwa ikan robot dibuat untuk menargetkan partikel mikroplastik yang lebih kecil dari lima milimeter. Tim ilmuwan Tiongkok menyatakan ikan robot dapat dikendalikan oleh cahaya. Ikan buatan tersebut dapat berenang hingga 2,76 kali panjang tubuhnya per detik. Ini lebih cepat daripada kebanyakan robot lunak serupa.
Wang Yuyan, anggota tim peneliti Universitas Sichuan, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ikan robot yang kecil dan ringan ini saat ini baru digunakan sebatas untuk mengumpulkan mikroplastik demi kepentingan penelitian.
Ulat pemakan plastik
Sementara itu, keberadaan ulat pemakan plastik dinilai sementara kalangan memberi harapan pula dalam upaya turut mengatasi problem sampah plastik yang terus mencemari Bumi yang kita huni.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Environmental Science & Technology, beberapa waktu lalu, menunjukkan bahwa ulat tepung, yang di Barat biasa disebut sebagai mealworm (Tenebrio molitor), bukan hanya mampu memakan dan mencerna berbagai bentuk sampah plastik yang mengandung bahan kimia, tetapi juga tetap aman sebagai sumber pakan kaya protein bagi hewan-hewan lain.
Penelitian tersebut mungkin membuka peluang lebih besar dalam hal pemanfaatan sepesies hewan tertentu dalam ikut mengatasi persoalan sampah plastik yang ada di sekitar kita.(DST)

Hobi menyusun kata dan susur gua
One thought on “Mengatasi Limbah Plastik Menggunakan Robot dan Ulat Pemakan Plastik”
Comments are closed.