“Enak sih café-nya ala-ala beach party gitu. Pokoknya everything otentik pantai deh, jadi aku suka hangout di sini,” kata seorang pengunjung café yang didesain dengan suasana pantai, saat di temui Tepas.id, Sabtu (07/09) di Bandung.
Setiap zaman, bahasa gaul selalu ada. Bisa berasal dari serapan bahasa asing, atau dibentuk oleh komunitas tertentu yang kemudian berkembang. Seperti pada tahun 80-an saat bahasa gaul justru diserap dari bahasa Indonesia yang diubah penyebutannya biar terkesan keren, seperti pulang jadi ngalup, bapak jadi bokap, sepatu jadi sepokat, misalnya.
Pada masa kini bahasa gaul cenderung banyak menggunakan bahasa asing atau serapannya. Mood, vibes, healing, otentik adalah beberapa bahasa asing dan bahasa serapan yang marak digunakan anak gaul saat ini. Sayangnya banyak di antara mereka yang salah kaprah memaknai kata-kata tersebut, yang ujungnya, bikin geleng-geleng kepala mereka yang paham bahasa Inggris.

Kata ontentik, jadi salah satu yang salah dimaknai kebanyakan anak gaul yang menggunakannya. Otentik memiliki makna khas, asli (orisinal, artinya dari awal sampai saat ini tetap seperti itu dan tidak diubah). Pada pernyataan pengunjung café yang dikutip di atas, everything otentik pantai deh, tentu tidak pas digunakan, karena nuansa pantainya di café tersebut adalah buatan. Apalagi ia menyebutkan pantainya ala-ala beach party. Paham kah ia seperti apa beach party itu?
Oleh karenanya penggunaan bahasa gaul anak muda masa kini yang berasal dari bahasa asing, harus diluruskan agar tidak salah memaknai. Nantinya ketika bertemu orang asing penutur Bahasa Inggris, tentu tidak membuat bingung.
Saat ini istilah-istilah asing mudah dicari penjelasannya, karena sejumlah kamus seperti Oxford Dictionary atau Webster Dictionary bisa diakses melalui laman pencarian Google. Jadi bisa dicek dulu dan dipahami maknanya agar tidak salah penggunaannya, sehingga gak bikin malu. (APD/MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.