Meta Siap Luncurkan Superkomputer

Meta Siap Luncurkan Superkomputer

Share

Meta, perusahaan induk Facebook, menyatakan telah menciptakan superkomputer yang kuat yang diharapkan menjadi tercepat di dunia, pada akhir tahun ini.

Perusahaan tersebut belum lama ini mengumumkan komputer akan digunakan untuk membuat model kecerdasan buatan (AI) yang lebih baik dan untuk meningkatkan operasi yang memproses data dalam jumlah besar.

Superkomputer terdiri dari ratusan atau ribuan mesin yang kuat. Mereka bekerja sama untuk melakukan operasi kompleks yang tidak mungkin dilakukan dengan sistem komputasi normal.

Superkomputer itu dinamai AI Research SuperCluster, atau RSC. Dalam sebuah pernyataannya, pihak Meta mengatakan RSC “akan membantu peneliti AI Meta membangun model AI yang lebih baik yang dapat belajar dari triliunan sampel.”

Perusahaan tidak memberikan informasi tentang di mana komputer itu disimpan atau berapa banyak uang yang dihabiskan untuk membangunnya.

Sistem AI dapat mengetahui dan mengenali berbagai jenis konten dan melakukan pengukuran sejumlah besar data. Sistem seperti itu membutuhkan komputer yang sangat kuat.

Meta mengatakan superkomputernya akan memproses informasi tertulis, gambar dan video dalam ratusan bahasa yang berbeda. Meta mengatakan sistem komputasi dapat memproses gambar dan video hingga 20 kali lebih cepat dari sistem saat ini. Perusahaan diharapkan menggunakan sistem tersebut untuk layanan Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Perusahaan itu merasa yakin RSC saat ini adalah salah satu dari lima superkomputer tercepat di dunia. Disebutkan RSC akan menjadi yang tercepat saat beroperasi secara penuh.

Selain itu, Meta berharap RSC akan membantu dalam pengembangan sistem AI yang benar-benar baru. Salah satu contohnya adalah alat yang direncanakan yang akan mendukung penterjemahan suara secara real time ke kelompok besar orang yang berinteraksi dalam situasi bisnis atau sosial.

Operasi semacam itu sesuai dengan tujuan Meta yang sedang mengembangkan teknologi yang akan digunakan di “metaverse” di masa depan. Metaverse adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dunia non-fisik di mana individu berinteraksi melalui berbagai jenis teknologi digital.
“Pengalaman yang kami bangun untuk metaverse membutuhkan daya komputasi yang sangat besar (triliunan operasi [a] detik!)”, tulis Bos Meta, Mark Zuckerberg, dalam sebuah pesan Facebook.

Meta menggunakan kombinasi moderator manusia dan AI untuk mengidentifikasi dan menghapus, apa yang dianggapnya, konten berbahaya, dan informasi yang salah. Beberapa kritikus sempat mengatakan Meta tidak melakukan hal yang memadai untuk memblokir konten yang buruk. Perusahaan tersebut juga disoal oleh sjumlah pemerintah menyangkut privasi dan metode bisnisnya di Amerika Serikat dan Eropa.

Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan superkomputernya akan membantu dalam “kasus penggunaan kritis seperti mengidentifikasi konten berbahaya.”

Diego Naranjo, kepala kebijakan untuk Hak Digital Eropa, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia mengakui Facebook telah melakukan beberapa upaya untuk melindungi privasi pengguna dan membatasi konten berbahaya. Tapi, dia mempertanyakan apa yang mungkin dilakukan perusahaan dengan alat baru yang begitu kuat.

“Tidak ada hal baik yang bisa datang dari semua kekuatan komputer di tangan negara adidaya teknologi seperti itu,” kata Naranjo.

Meta mengatakan superkomputernya akan menggunakan “contoh dunia nyata” dari sistemnya sendiri selama proses untuk melatih AI-nya.

“Mereka akan, untuk pertama kalinya, memasukkan data pelanggan mereka ke komputer penelitian AI mereka,” kata Tuomas Sandholm,profesor ilmu komputer dan salah satu direktur pusat AI di Universitas Carnegie Mellon di Pittsburgh.

Sandholm mengatakan superkomputer ini menandai “perubahan yang sangat besar” bagi Facebook untuk memberi peneliti AI dan sistem komputasinya akses ke semua data tersebut.

Meta menyatakan data yang digunakan untuk melatih model AI akan melalui “proses peninjauan privasi” untuk memastikan bahwa data-data itu tidak terkait dengan pengguna individu. Ditambahkannya, data tersebut juga akan dienkripsi sebelum memasuki tahap pemrosesan.(AFP/AP/VOA/WOW)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *