Mobil Hidrogen Siap Bersaing dengan Mobil Listrik

Mobil Hidrogen Siap Bersaing dengan Mobil Listrik

Share

Beberapa produsen mobil baru-baru ini mengumumkan rencana untuk terus berinvestasi dalam teknologi kendaraan hidrogen. Rencana itu datang bahkan ketika banyak pakar industri meyakini bahwa mobil hidrogen bakal menghadapi perjuangan berat untuk bersaing dengan mobil listrik bertenaga baterai.

Mobil bertenaga hidrogen juga dikenal sebagai kendaraan listrik sel bahan bakar, atau FCEV. Dengan kendaraan ini, sel bahan bakar mengubah gas hidrogen menjadi listrik. Ini berbeda dari kendaraan listrik, atau EV, yang mendapatkan tenaganya dari baterai bawaan.

Bulan lalu, kepala Toyota Motors Jepang, Akio Toyoda, menghadiri perlombaan yang mendemonstrasikan kendaraan hidrogen eksperimental. Kendaraan itu berisi mesin bertenaga bensin tradisional yang telah diubah untuk melaju dengan hidrogen.

Pihak Toyota mengatakan kepada jurnalis di acara tersebut, konversi semacam itu dapat membuat mesin pembakaran internal tradisional tetap berjalan di dunia yang bebas karbon. Ini, katanya, dapat menghindari kebutuhan untuk sepenuhnya meninggalkan pembakaran internal dan menyelamatkan jutaan pekerjaan industri otomotif.

“Musuhnya adalah karbon, bukan mesin pembakaran internal,” kata Toyoda. “Kita seharusnya tidak hanya fokus pada satu teknologi tetapi memanfaatkan teknologi yang sudah kita miliki.”

Toyota baru-baru ini meluncurkan model generasi kedua dari kendaraan hidrogen dan berencana untuk menawarkan beberapa model lagi di tahun-tahun mendatang.

Di Jerman, BMW dan Volkswagen Group sama-sama mengembangkan kendaraan penumpang bertenaga hidrogen bersama dengan serangkaian mobil lisrik baru.

BMW mengatakan bulan lalu telah mengembangkan prototipe hidrogen berdasarkan model X5 dalam sebuah proyek yang sebagian dibiayai oleh pemerintah Jerman. Jürgen Guldner, wakil presiden yang mengepalai pengembangan mobil hidrogen BMW, mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan berencana untuk membangun sekitar 100 kendaraan uji hidrogen pada tahun 2022.

Sementara itu, pejabat Hyundai juga telah berbicara tentang pentingnya terus mengeksplorasi kendaraan berbasis hidrogen bersama dengan mengembangkan mobil listrik. Perusahaan saat ini menjual kendaraan hidrogen yang disebut NEXO.

Dan Hyundai mengumumkan pada bulan September bahwa mereka berencana untuk menawarkan versi sel bahan bakar hidrogen untuk semua kendaraan komersialnya — seperti truk pengangkut besar dan bus — pada tahun 2028.

Dalam teknologi sel bahan bakar, hidrogen bergabung dengan oksigen untuk menghasilkan tenaga listrik dan dianggap energi bersih karena prosesnya hanya melepaskan air dan uap ke atmosfer. Hal ini membuat teknologi tersebut menjadi opsi yang baik untuk membantu dunia mengurangi emisi karbonnya.

Namun, saat ini, sebagian besar hidrogen yang diproduksi di seluruh dunia dibuat menggunakan gas alam atau batu bara — keduanya menyebabkan polusi.

Pendukung teknologi berharap hal tersebut akan berubah seiring waktu. Mereka mengatakan meningkatnya penggunaan listrik dari angin dan energi matahari akan mampu memisahkan hidrogen dan oksigen dalam air. Namun, metode produksi tersebut diperkirakan lebih mahal.

Kendaraan bertenaga hidrogen dapat mengisi bahan bakar dalam hitungan menit dibandingkan dengan waktu pengisian yang lebih lama yang diperlukan untuk mobil listrik. Tetapi, karena teknologinya sangat baru, masih sangat sedikit stasiun pengisian hidrogen yang ada.

Mobil sel bahan bakar hidrogen memiliki jarak tempuh sekitar 480 kilometer, yang jauh lebih tinggi daripada kebanyakan mobil listrik. Tetapi, jangkauan jarak untuk mobil listrik diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan peningkatan teknologi baterai.

Perbedaan lainnya adalah soal harga. Mobil listrik yang saat ini ada di pasaran dibanderol mulai dari sekitar $30.000, sedangkan sebagian besar mobil hidrogen dibanderol sekitar $50.000. (RTR/VOA/KAS)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *