Momentum Harsiarda, Pelatihan Konten Web Perlu untuk Awak Radio

Momentum Harsiarda, Pelatihan Konten Web Perlu untuk Awak Radio

Share

Masifnya  perkembangan dunia digital, mendorong media berlomba-lomba untuk ikut pula hadir di dunia maya, mewakili ‘fisik’ media baik yang bisa dibaca, ditonton dan didengar.

Dunia radio menjadi salah satu yang secara serius harus ‘mencuri’ peluang di dunia maya. Tidak hanya streaming, namun juga mengisi konten yang menarik melalui websitenya.

Pada peringatan Hari Penyiaran Daerah (Harsiarda) 2023, Selasa (07/06), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta lembaga penyiaran televisi dan radio memanfaatkan platform seperti Youtube maupun media sosial lainnya dengan konten menarik.

Ia menyatakan hal tersebut agar masyarakat lebih mudah mengakses konten radio dan televisi melalui smartphone

“Tantangan lembaga penyiaran agar mempunyai eksistensi, juga di media sosial misalkan Youtube agar mudah dijangkau warga tak hanya dengan cara konvensional,” ujar kang Emil di Trans Studio Bandung, usai seremoni Hari Penyiaran Daerah (Harsiarda) 2023, Selasa (07/06).

Menanggapi hal tersebut, broadcaster radio senior asal Cimahi yang juga Pemred Tepas.id, Indriyo Margono mengatakan bahwa radio perlu memperkaya konten, bahkan tidak hanya audio, tapi konten tulis dan visual.

“Makanya radio sekarang perlu memperkaya konten web-nya, gak Cuma buat streaming doang, musti ada konten tulisan dan konten visual, jadi bisa saja meski orang jarang dengar radionya tapi sangat kenal dengan station tersebut karena tulisannya dan konten visualnya yang menarik,” kata pria yang dikenal dengan nama udara Morgen Indra Margono tersebut sesaat sebelum bertolak ke Bandung dari Sukabumi, Rabu (07/06)

“Kalau kawan-kawan radio perlu, saya siap jadi pemateri pelatihannya.”

Penyiar yang 10 tahun terakhir aktif di dunia jurnalistik setelah bergabung dengan Elshinta Bandung, Bandungsatu.com dan Tepas.id itu menambahkan, bahwa konvergensi media untuk radio, sebenarnya sudah santer didengungkan para senior sejak tahun 2007.

“Saya sudah dengar dari mas Ganang (jurnalis PRSSNI-red) dan kawan-kawan soal konvergensi media tahun 2007, tapi entah kenapa pekermbangannya lambat, padahal tahun itu tempat saya siaran dulu, Radio Lita, sudah punya web yang isinya informatif layaknya media online sekarang, pun Facebook-nya penuh dengan konten visual yang juga memberi info menarik,” jelas kang Morgen.

Agar lebih paham bagaimana membuat konten tulis atau konten visual yang proper, kang Morgen mengatakan pelatihan membuat konten web perlu diberikan pada awak radio. Dengan pelatihan tersebut, maka awak radio akan paham bagaimana membuat tulisan yang informatif dan bagaimana membuat video berita yang atau feature video yang proper.

“Goal nya gak perlu jurnalistik banget lah. Itu on process setelah web radionya ‘hidup’ aja. Yang penting bikin tulisan atau feature video atau video beritanya proper sesuai kaidah jurnalistik. Kalau kawan-kawan radio perlu, saya siap jadi pemateri pelatihannya,” tambah kang Morgen.

Ia mengatakan apa yang disampaikan kang Emil itu sangat serius, agar radio tetap eksis di era yang serba mengandalkan smartphone ini.

“Itu yang dibilang kang Emil serius loh, orang kan apa aja tinggal pencét hapé, seenggaknya radio selain streaming, ikutan ramaikan media online dengan webnya. Bentuknya mau beneran media online atau majalah online atau sekedar web yang informatif itu mah pilihan,” pungkas kang Morgen. (SRK)

Share
Gogo77
Adam77
Sonitoto
https://157.245.54.14/
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
https://mydaughtersdna.org/