Setiap sebuah gunung berapi meletus umumnya dibarengi dengan muntahan lahar. Jumlah lahar yang dimuntahkan bisa saja dalam jumlah yang besar.
Banyak orang bertanya apakah ada cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan atau setidaknya mengubah arah aliran lahar gunung berapi.
Selama bertahun-tahun, sebagian orang telah mencoba memperlambat dan juga menghentikan aliran lahar dari gunung berapi. Ada yang menggunakan doa, menggunakan dinding beton, bahkan serangan bom.
“Beberapa orang menyarankan ‘Bangun tembok’ atau ‘Dinding’ dan orang lainnya mengatakan, ‘Tidak, jangan!'” Kata Scott Rowland, ahli geologi di University of Hawaii.
Hingga kini, orang jarang berhasil menghentikan lahar gunung berapi. Bahkan, dengan kemajuan teknologi, menghentikan lahar itu sulit dilakukan dan bergantung pada kecepatan aliran maupun tanah.
Ada juga yang berupaya menghentikan lahar gunung berapi dengan doa-doa.
Contohnya, pada tahun 1881, Gubernur Hawaii berinisiatif menggelar doa secara massal untuk menghentikan lahar dari Gunung Mauna Loa yang saat itu meluncur deras menuju kota Hilo. Namun, toh lahar tetap saja meluncur dengan deras.
Ada juga upaya untuk menghentikan lahar dengan membom lubang kawah gunung berapi. Diharapkan dengan melakukan pemboman akan bisa menghentikan aliran lahar.
Tapi, sejumlah pakar meragukan bahwa pemboman akan efektif menghentikan aliran lahar.
Kealoha Pisciotta, praktisi budaya asli Hawaii, mengatakan pemahaman bahwa kita harus mampu mengalihkan lahar secara fisik adalah ide orang-orang Barat yang didasarkan pada pemikiran bahwa manusia harus mengendalikan segalanya.
Menurut Pisciotta, kita perlu berubah dan bukan aliran lahar yang justri kita ubah.
“Kita tidak terpisah dari alam,” katanya. “Kita adalah bagian dari alam,” tambahnya lagi.(AP/WAK)
Hobi menyusun kata dan susur gua
