Mungkinkah Robot Gantikan Manusia untuk Membuat Pakaian?

Mungkinkah Robot Gantikan Manusia untuk Membuat Pakaian?

Share

Perusahaan pakaian dan teknologi besar, termasuk Siemens AG dan Levi Strauss & Co, sedang mengembangkan robot untuk membuat pakaian. Proses pelibatan robot atau komputer untuk pekerjaan manusia, yang dikenal sebagai otomatisasi, telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkina hilangnya pekerjaan bagi banyak orang di seluruh dunia.

Eugen Solowjow, yang mengepalai proyek otomatisasi pembuatan pakaian, di laboratorium Siemens di San Francisco, mengatakan bahwa pakaian adalah industri triliunan dolar terakhir yang belum terotomatisasi.

Menurut lembaga riset independen Statista, pasar pakaian di seluruh dunia diperkirakan bernilai $1,52 triliun.

Saat ini, banyak perusahaan pakaian yang sungkan mendiskusikan otomatisasi secara terbuka. Diskusi terbuka akan menimbulkan kekhawatiran publik bahwa otomatisasi akan mengambil pekerjaan dari pekerja di negara miskin.

Sementara itu, sebagian kalangan berpendapat bahwa menjahit — aktivitas menggunakan jarum dan benang untuk membuat pakaian — sangat sulit untuk diotomatisasi.

Sejumlah peneliti mengatakan bahwa robot tidak memiliki keterampilan sentuhan halus seperti tangan manusia. Menurut mereka, robot menjadi lebih baik, tetapi akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sepenuhnya mengembangkan kemampuannya menangani kain.

Proyek di Siemens tumbuh dari upaya membuat perangkat lunak untuk memandu robot yang dapat menangani semua jenis material, seperti kabel kawat tipis, kata Solowjow. Dia menambahkan bahwa para peneliti segera menyadari salah satu target terbaik untuk otomatisasi adalah pakaian.

Siemens bekerja sama dengan Advanced Robotics for Manufacturing (ARM) Institute di Pittsburgh. Mereka mengidentifikasi perusahaan San Francisco dengan cara yang menjanjikan untuk mengatasi masalah kain. Startup Sewbo Inc mengeraskan kain dengan bahan kimia. Kain yang dikeraskan kemudian mirip dengan bahan lain yang bisa ditangani robot, seperti logam misalnya. Setelah robot selesai menjahit bagian tersebut, pakaian tersebut dicuci untuk menghilangkan bahan kimia tersebut.

“Hampir setiap potongan denim dicuci setelah dibuat, jadi ini cocok dengan sistem produksi yang ada,” kata Zornow, pendiri Sewbo.

Upaya penelitian terkait otomatisasi ini meluas hingga mencakup beberapa perusahaan pakaian, termasuk Levi’s dan Bluewater Defense LLC, pembuat pakaian militer kecil yang berbasis di AS. Mereka menerima $1,5 juta dalam pembiayaan dari ARM Institute untuk bereksperimen dengan teknik tersebut.

Ada upaya lain untuk mengotomatisasi pabrik jahit pakaian. Software Automation Inc, sebuah startup di Georgia, telah mengembangkan sebuah mesin yang dapat menjahit pakaian dengan metode menarik kain di atas meja khusus.

Sanjeev Bahl, yang membuka pabrik jeans kecil bernama Saitex di pusat kota Los Angeles dua tahun lalu, telah mempelajari mesin buatan Sewbo. Dia sedang ancang-ancang untuk menyiapkan mesin eksperimental pertamanya.(RTR/VOA/WAK)

Share
Gogo77
Adam77
Sonitoto
https://157.245.54.14/
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
https://mydaughtersdna.org/