Negara-Negara Eropa Siap Hidup Berdampingan bersama COVID

Negara-Negara Eropa Siap Hidup Berdampingan bersama COVID

Share

Beberapa negara Eropa membuat kebijakan baru yang menganggap COVID-19 sebagai penyakit menular biasa, mirip flu, dan bukan sebagai sebuah krisis kesehatan masyarakat.

Di awal pandemi, Spanyol, misalnya, memerintahkan masyarakat untuk tinggal di rumah selama lebih dari tiga bulan. Orang-orang termasuk anak-anak tidak diizinkan keluar, bahkan untuk berolahraga. Ekonomi melambat tajam.

Para pejabat mengatakan langkah-langkah itu mencegah runtuhnya sistem perawatan kesehatan. Namun tahun lalu, Mahkamah Agung Spanyol memutuskan bahwa tindakan itu tidak konstitusional.

Kini, Spanyol berencana menerapkan kebijakan berbeda. Negara ini memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di Eropa, tetapi juga menderita kelemahan ekonomi. Pemerintah berencana untuk menangani peningkatan infeksi COVID bukan sebagai keadaan darurat tetapi sebagai penyakit menular normal.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez ingin Uni Eropa mempertimbangkan perubahan serupa.

Tujuannya adalah untuk beralih dari menggunakan langkah-langkah krisis dan menuju pengobatan virus corona baru dengan cara yang dilakukan banyak negara dalam menangani flu dan campak.

Negara-negara Eropa lainnya termasuk Inggris dan Portugal sedang merencanakan tindakan serupa.

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan kepada Parlemen pada hari Rabu (19/1/2022) lalu bahwa versi Omicron yang menular dari virus corona baru “telah mencapai puncaknya secara nasional.”

Johnson mengatakan mulai 27 Januari, banyak tindakan COVID-19 akan berakhir. Ini termasuk bukti vaksinasi yang diperlukan untuk menghadiri acara publik. Negara ini juga akan mengakhiri aturan masker. Mulai Kamis (20/1/2022) silam, sekolah menengah Inggris tidak lagi mewajibkan penggunaan masker.

“Kami akan mempercayai penilaian rakyat Inggris dan tidak lagi mengkriminalisasi siapa pun yang memilih untuk tidak memakainya,” kata Johnson.

Bulan lalu, para pejabat Inggris memperbarui langkah-langkah pembatasan yang kuat untuk memperlambat penyebaran virus versi Omicron.

Johnson mencatat bahwa lebih dari 90 persen dari mereka yang berusia di atas 60 tahun di Inggris telah mendapatkan vaksinasi tambahan ketiga, atau booster, terhadap virus tersebut.

Sementara itu, di Portugal, Presiden Marcelo Rebelo de Sousa mengatakan negara itu telah “pindah ke fase endemik” pandemi. Endemik berarti suatu penyakit akan terus ada di beberapa daerah selama bertahun-tahun yang akan datang. Presiden berbicara tentang pelonggaran pembatasan tingkat krisis.

Jumlah infeksi Omicron di Eropa memang kembali meningkat, tetapi jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dan kematian di antara orang-orang yang divaksinasi di Eropa jauh lebih rendah daripada di masa-masa awal pandemi.

Di beberapa tempat, gagasan untuk kembali ke kehidupan normal dapat bertentangan dengan upaya untuk membuat lebih banyak orang divaksinasi. Di Jerman, misalnya, 73 persen orang telah divaksinasi lengkap. Juru bicara Kementerian Kesehatan, Andreas Deffner mengatakan bahwa Jerman masih memiliki terlalu banyak orang yang belum divaksinasi, terutama warga yang lebih tua.

Untuk saat ini, beberapa pengamat mengatakan diskusi tentang cara menangani endemik COVID-19 hanya terbatas pada negara kaya. Mereka mampu menggunakan vaksin dan sistem kesehatan masyarakat untuk mengatasi dampak paling parah dari pandemi. Dan tidak jelas bagaimana kebijakan terkait endemik akan bisa hidup berdampingan dengan apa yang disebut kebijakan “nol-COVID” di beberapa negara Asia, termasuk Tiongkok.

Tiongkok sendiri telah menyiapkan langkah-langkah yang sangat kuat untuk melindungi Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dari virus yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan itu.

Sebuah area khusus telah didirikan di ibukota Tiongkok itu untuk ribuan pengunjung internasional. Baik pengunjung maupun para petanding tidak akan diizinkan meninggalkan area sampai mereka pulang.(AP/VOA/WAK)

Share

2 thoughts on “Negara-Negara Eropa Siap Hidup Berdampingan bersama COVID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *