Memiliki kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah yang normal tidak berarti bahwa seseorang dengan obesitas bisa benar-benar dikatakan sehat. Demikian menurut hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Diabetologia, baru-baru ini.
Menurut peneliti, ini karena orang yang kelebihan berat badan memiliki peningkatan risiko diabetes, penyakit jantung, stroke, dan penyakit pernapasan.
Data penelitian menunjukkan, dibandingkan dengan orang sehat tanpa obesitas, orang dengan obesitas tetapi gula darah, kolesterol dan tekanan darahnya normal — suatu kondisi yang disebut obesitas yang sehat secara metabolik — 4,3 kali lebih mungkin menderita diabetes tipe 2.
Selain itu, mereka memiliki risiko 18% lebih tinggi untuk serangan jantung atau stroke dan risiko 76% lebih tinggi untuk gagal jantung.
Mereka juga 28% lebih mungkin mengembangkan penyakit pernapasan dan 19% lebih mungkin menderita gangguan paru obstruktif kronik.
Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyerukan istilah obesitas yang sehat secara metabolik untuk dihindari dalam pengobatan, karena bisa menyesatkan.
Untuk kepentingan penelitian, para peneliti menganalisis data lebih dari 380.000 orang dewasa di Inggris, Skotlandia dan Wales, yang kelebihan berat badan atau obesitas, selama sekitar 11 tahun.
“Orang dengan obesitas yang sehat secara metabolik berada pada risiko diabetes, serangan jantung dan stroke yang jauh lebih tinggi, gagal jantung, penyakit pernapasan, dan semua penyebab kematian dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas dan dengan profil metabolisme yang sehat,” tulis para peneliti dari Institute of Health and Wellbeing di University of Glasgow, di Skotlandia, seperti dilaporkan kantor berita United Press International.
“Yang sangat penting untuk dicatat adalah bahwa orang dengan obesitas yang sehat secara metabolik memiliki risiko gagal jantung dan penyakit pernapasan yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak sehat secara metabolik tanpa obesitas,” tambah para peneliti.
Berdasar taksiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 300 juta orang di seluruh dunia memenuhi kriteria obesitas.
“Epidemi diabetes tipe 2 yang saat ini sedang berlangsung, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan banyak masalah kesehatan serius lainnya terkait dengan obesitas,” jelas para peneliti.
Para peneliti menyimpulkan, obesitas biasanya menyebabkan peningkatan gula darah dan resistensi insulin serta peningkatan tekanan darah dan perubahan metabolisme lainnya.
Namun, efek ini tidak universal, dan sebagian orang dengan obesitas memiliki kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah yang normal. Inilah yang disebut obesitas yang sehat secara metabolik, dan diperkirakan mempengaruhi hingga seperlima dari populasi dunia.
Para peneliti mendapati mereka dengan obesitas yang sehat secara metabolik umumnya lebih muda, lebih sedikit menonton televisi, lebih banyak berolahraga, memiliki asupan daging merah dan olahan yang lebih tinggi dan lebih kecil kemungkinannya berjenis kelamin laki-laki dan tidak berkulit putih dibandingkan peserta dengan obesitas yang tidak sehat secara metabolik.
Dari peneltian yang dilakukan diketahui sepertiga dari mereka dengan obesitas yang sehat secara metabolik pada awal penelitian menjadi tidak sehat secara metabolik dalam tiga sampai lima tahun.
“Manajemen berat badan dapat bermanfaat bagi semua orang dengan obesitas, terlepas dari profil metabolisme mereka,” simpul para peneliti.(UPI/LIG)

Hobi menyusun kata dan susur gua