Xi Jinping telah memulai masa jabatan lima tahun ketiganya sebagai Presiden Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok mengubah konstitusinya pada tahun 2018, yang memungkinkan Presiden Tiongkok menjabat lebih dari 10 tahun.
Partai Komunis Tiongkok juga menunjuk pejabat yang setia kepada Xi sebagai Komite Tetap yang terdiri dari tujuh anggota. Ini kemungkinan membuat Xi menjadi penguasa paling kuat sejak Mao Zedong, pemimpin pertama Komunis Tiongkok.
Selama 10 tahun Xi berkuasa, Tiongkok telah mengalami perubahan besar, baik di dalam negeri maupun dalam kaitannya dengan hubungan antarnegara.
Hubungan AS-Tiongkok tampaknya semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir, dan penelitian menunjukkan opini publik Barat terkait Tiongkok juga kian memburuk.
Misalnya, pada tahun 2017, lebih dari 60 persen orang Australia memiliki opini positif tentang Tiongkok. Namun, Pusat Penelitian Pew baru-baru ini menyebut jumlah tersebut turun menjadi sekitar 15 persen pada 2022.
Di bawah Xi, wilayah Tibet, Xinjiang, dan Hong Kong telah menghadapi sejumlah aturan yang, menurut Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa, bertujuan untuk meningkatkan keamanan. Xi memulai operasi besar yang menempatkan daerah-daerah tersebut di bawah kendali yang semakin ketat dari pemerintah.
Di Xinjiang, diperkirakan satu juta minoritas Muslim Uyghur ditempatkan di kamp-kamp. Kelompok hak asasi manusia mengatakan lebih dari 227.000 orang ditangkap atau diadili di wilayah tersebut pada tahun 2017.
Di Hong Kong, Xi menjawab protes besar anti-pemerintah pada tahun 2019 dengan undang-undang keamanan nasional yang luas.
Semua pemimpin Tiongkok sejak Mao mengatakan “menyatukan kembali” Tiongkok dengan pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri adalah penting. Di bawah presiden Xi, militer Tiongkok telah meningkatkan aktivitasnya di sekitar pulau itu dalam beberapa tahun terakhir. Kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, pada bulan Agustus, diikuti dengan latihan militer besar-besaran Tiongkok.
Selain itu, dari segi kuantitas, militer Tiongkok semakin menyamai militer Amerika Serikat. Layanan Penelitian Kongres AS melaporkan bahwa Tiongkok saat ini memiliki sekitar 50 kapal perang lebih banyak daripada AS. Beberapa pejabat AS memperingatkan bahwa kemampuan Tiongkok untuk mencaplok Taiwan meningkat.(RTR/VOA/WAK)

Hobi menyusun kata dan susur gua