Para pejabat ruang angkasa Eropa telah menyerukan untuk menetapkan zona waktu terpisah di bulan.
Badan Antariksa Eropa (ESA) mengatakan gagasan itu dibahas pada pertemuan baru-baru ini yang diadakan di Pusat Penelitian dan Teknologi Antariksa di Belanda.
ESA mengatakan upaya tersebut merupakan bagian dari proyek yang lebih besar untuk menciptakan sistem komunikasi dan navigasi yang lengkap untuk bulan. ESA berpendapat zona waktu bulan diperlukan untuk mendukung semakin banyak peluncuran yang direncanakan ke bulan di tahun-tahun mendatang.
Serangkaian operasi ruang angkasa di sekitar bulan akan membutuhkan pesawat ruang angkasa dan pengendali “untuk berkomunikasi bersama dan memperbaiki posisi mereka secara independen dari Bumi,” kata ESA dalam sebuah pernyataan, baru-baru ini.
Saat ini, operasi bulan umumnya berjalan diselarasakan dengan waktu negara yang meluncurkan pesawat ruang angkasanya ke bulan. Para pejabat ESA mengatakan hal ini harus berubah ketika lebih banyak negara dan perusahaan ruang angkasa swasta mulai meluncurkan misi bulan mereka sendiri.
ESA telah bermitra dengan badan antariksa Amerika NASA dalam beberapa proyek atau misi bulan yang direncanakan. ESA membantu membangun pesawat ruang angkasa Orion NASA, yang diharapkan dapat mengangkut astronot Amerika kembali ke bulan pada pertengahan tahun 2020-an.
ESA juga terlibat dalam perencanaan dan operasi pengembangan untuk proyek bulan yang disebut Gateway. Sejumlah perusahaan swasta telah diminta untuk mengembangkan ruang hidup, yang disebut habitat, untuk NASA dan ESA, sebagai bagian dari proyek Gateway.
NASA menggambarkan Gateway sebagai pesawat ruang angkasa kecil yang akan tetap mengorbit di sekitar bulan. Pesawat itu dirancang sebagai ruang hidup bagi para astronot dan sebagai laboratorium untuk kegiatan sains. Gateway akan memberi para astronot pangkalan untuk melakukan perjalanan ke bulan, dan mungkin di masa depan ke Mars.
Pietro Giordano, insinyur sistem navigasi untuk ESA, mengatakan setelah masalah tersebut dipertimbangkan pada pertemuan ESA baru-baru ini, “upaya internasional bersama sekarang sedang diluncurkan” untuk menetapkan zona waktu bulan.
ESA mengatakan sistem komunikasi dan navigasi bulan yang direncanakan akan bekerja jauh lebih baik jika mereka “menggunakan skala waktu yang sama, bersama dengan banyak misi berawak dan tidak berawak lainnya yang akan mereka dukung.”
NASA juga harus memastikan persoalan waktu saat merancang dan membangun Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang mendekati peringatan 25 tahun peluncuran karya pertamanya.
ISS tidak memiliki zona waktunya sendiri. Ia masih menggunakan standar waktu UTC, yang didasarkan pada waktu yang disimpan oleh jam atom. Standar waktu ini dinilai membantu mengurangi perbedaan waktu antara NASA dan Badan Antariksa Kanada, serta mitra ruang angkasa lainnya di Rusia, Jepang, dan Eropa.
ESA mengatakan tim internasional yang ingin menetapkan zona waktu bulan sedang memperdebatkan apakah satu organisasi perlu mengatur dan menjaga waktu di bulan.
Ada juga pertanyaan teknis untuk dipertimbangkan. Misalnya, jam berjalan lebih cepat di bulan daripada di Bumi, bertambah sekitar 56 mikrodetik setiap hari, kata para pejabat ESA. Perbedaan pastinya tergantung pada posisi jam dan apakah jam itu berada di orbit atau di permukaan bulan.
Menurut salah seorang pejabat ESA, salah satu hal terpenting untuk dipertimbangkan adalah apakah waktu bulan yang terpisah akan membantu dan efektif bagi astronot yang bekerja di sana.
“Ini akan menjadi tantangan yang cukup besar,” kata Hufenbach dalam sebuah pernyataan.
Dia mencatat bahwa satu hari di bulan berlangsung selama 29,5 hari di Bumi. Hufenbach menambahkan bahwa setelah berhasil membangun sistem waktu kerja untuk bulan, “kita dapat melakukan hal yang sama untuk planet-planet lainnya.”[VOA/WAK]

Hobi menyusun kata dan susur gua