Orang dewasa yang minum dua atau lebih minuman manis setiap hari dapat melipatgandakan risiko terkena kanker usus sebelum mereka berusia 50 tahun. Begitu laporan sebuah sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Gut, baru-baru ini.
Penelitian itu difokuskan terutama pada risiko kanker di kalangan wanita. Menurut para peneliti, temuan mereka menyoroti potensi bahaya dari konsumsi minuman manis.
“Temuan kami telah menambahkan alasan lain untuk menghindari minuman yang dimaniskan dengan gula dan juga memberikan dukungan awal bahwa asupan minuman dapat berkontribusi pada peningkatan insiden kanker kolorektal di bawah usia 50 tahun,” kata salah seorang penulis penelitian, Dr. Yin Cao, seperti dikutip kantor berita UPI, pekan lalu.
“Penelitian ini juga menunjukkan bahwa mengurangi asupan minuman yang dimaniskan dengan gula dan menggantinya dengan minuman lain yang lebih sehat, khususnya susu, akan menjadi pilihan yang lebih baik dan bijaksana untuk kesehatan jangka panjang,” tambah Cao, yang merupakan seorang profesor bedah di Washington University School of Medicine di St.Louis.
Selama ini, konsumsi berlebihan minuman manis sudah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2, penyakit yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproses gula.
Minuman yang dimaniskan dengan gula, seperti minuman ringan, minuman rasa buah, serta minuman olahraga dan energi adalah sumber utama tambahan gula pada tubuh.
Menurut para peneliti, orang dewasa yang lahir sekitar tahun 1990 memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk terkena kanker usus besar dan risiko empat kali lipat lebih tinggi untuk terkena kanker rektal daripada orang dewasa yang lahir sekitar tahun 1950.
Para peneliti berteori bahwa asupan minuman ini juga mungkin terkait dengan kanker usus, mengingat bahwa minuman tersebut diproses melalui saluran pencernaan.
Untuk mengeksplorasi hal tersebut, Cao dan rekan-rekannya menganalisis data dari lebih dari 95.000 partisipan dalam Nurses ‘Health Study II, sebuah studi pemantauan yang sedang berlangsung terhadap 116.429 perawat wanita yang terdaftar di Amerika Serikat.
Para wanita melaporkan apa yang mereka makan dan minum dengan jalan merespons kuesioner frekuensi makanan yang diberikan setiap empat tahun, mulai tahun 1991.
Selain itu, lebih dari 41.000 dari mereka melaporkan tentang apa, dan berapa banyak, mereka minum antara usia 13 dan 18 tahun.
Partisipan penelitian juga memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berpotensi berpengaruh, termasuk riwayat keluarga yang mengidap kanker usus, gaya hidup, penggunaan rutin aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid dan suplemen vitamin, yang semuanya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus.
Setelah penelitian melacak kesehatan peserta selama rata-rata 24 tahun, 109 wanita mulai mengidap kanker usus sebelum usia 50 tahun.
Para peneliti menyatakan dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari satu porsi minuman manis per minggu, wanita yang mengonsumsi dua atau lebih porsi minuman manis setiap hari menunjukkan lebih dari dua kali kemungkinan lebih besar untuk didiagnosis mengidap kanker usus.
Di antara partisipan yang melaporkan pola konsumsi remaja mereka, setiap porsi harian dikaitkan dengan risiko 32% lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit sebelum usia 50 tahun.
Sebaliknya, mengganti minuman berpemanis gula dengan minuman yang dimaniskan secara artifisial, kopi atau semi-skim atau susu murni, dikaitkan dengan 17% hingga 36% risiko yang lebih rendah untuk kanker usus awal.
Cao mengatakan alasan hubungan antara minuman yang dimaniskan dengan gula dan risiko kanker masih perlu dikonfirmasi melalui penelitian lebih lanjut, kata Cao.
Namun, menurut Cao, kemungkinan timbulnya obesitas dan diabetes tipe 2 terkait dengan asupan tinggi berperan dalam perkembangan kanker.
“Asupan minuman yang dimaniskan dengan gula lebih tinggi dikaitkan dengan obesitas, yang sebelumnya dikaitkan dengan risiko kanker kolorektal tingkat awal,” kata Cao.
“Sebuah studi eksperimental baru-baru ini juga menunjukkan bahwa sirup jagung fruktosa tinggi, pemanis utama dalam minuman ini, dapat mempengaruhi pertumbuhan tumor usus besar,” sambung Cao.(UPI/LIG)

Hobi menyusun kata dan susur gua