Vitamin D tampaknya tidak mengurangi risiko COVID-19 atau infeksi pernapasan lainnya. Demikian hasil dua uji klinis terbaru.
Uji klinis tersebut, satu dilakukan di Inggris dan satu lainnya di Norwegia. Keduanya menemukan bahwa meningkatkan kadar vitamin D pada orang dewasa selama pandemi COVID ternyata tidak membantu melindungi dari virus, meskipun telah lama diketahui vitamin D mendukung respon imun terhadap virus dan bakteri.
Dalam uji coba di Inggris, peneliti melibatkan 6.200 orang berusia 16 tahun ke atas yang tidak mengonsumsi suplemen vitamin D pada awal uji coba dilakukan.
Sekitar setengah dari partisipan diuji kadar vitamin D saat uji coba dimulai. Sekitar 86% dari mereka memiliki tingkat kadar vitamin D yang rendah dan diberi suplemen vitamin D 3.200 IU/hari atau 800 IU/hari selama enam bulan. Partisipan uji coba yang tersisa tidak diuji atau diberi suplemen.
Terlepas dari dosisnya, para peneliti tidak melihat perbedaan dalam diagnosis infeksi saluran pernapasan akut atau kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.
Percobaan di Norwegia melibatkan lebih dari 34.700 orang dewasa yang tidak mendapatkan tambahan vitamin D. Para partisipan cuma diberi obat plasebo setiap hari selama enam bulan atau 5 mililiter minyak ikan cod, yang mengandung vitamin D dosis rendah, vitamin A dan lemak asam omega-3.
Hasilnya, para peneliti juga tidak menemukan efek pada infeksi pernapasan akut atau kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.
Uji coba melibatkan pula penggunaan tes PCR untuk mengkonfirmasi infeksi COVID-19 dan tingkat kepatuhan yang tinggi di antara partisipan.
Keterbatasan dalam uji coba di Inggris, partisipan yang mengonsumsi vitamin D mengetahuinya dan sekitar setengah dari kelompok kontrol mengonsumsi suplemen vitamin D setidaknya satu kali selama uji coba. Di Norwegia, partisipan masih muda, sehat dan mereka yang diuji memulai uji coba dengan kadar vitamin D yang memadai.
Kedua hasil uji coba tersebut dipublikasikan secara online di British Medical Journal.
Dalam tulisan editorial yang menyertai hasil uji coba tersebut, Peter Bergman, seorang profesor di Institut Karolinska di Swedia, mengatakan bahwa vaksinasi masih merupakan cara terbaik untuk melindungi diri kita dari virus COVID-19.
Suplementasi vitamin D dan minyak ikan cod tidak boleh diberikan kepada orang sehat dengan kadar vitamin D normal, jelas Bergman dalam rilisnya.(UPI/WAK)

Hobi menyusun kata dan susur gua